Petani Diminta Tingkatkan Penguasaan Teknologi Pertanian
Banyumas, Antara Jateng - Petani harus selalu meningkatkan penguasaan dalam menerapkan teknologi pertanian guna mendukung program ketahanan pangan, kata Wakil Bupati Banyumas Budhi Setiawan.
"Masalah pertanian harus terus dikaji karena lahan semakin sempit, yang makan semakin banyak, dan hama semakin banyak sehingga kita harus meningkatkan teknologi pertaniannya," katanya di Kelurahan Kradenan, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Wabup mengatakan hal itu usai panen perdana tanaman padi dengan metode tanam Hazton dalam program pemberdayaan perempuan di lahan milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Mergo Tani, Kelurahan Kradenan.
Kegiatan tersebut diprakarsai Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas melalui program Dedikasi untuk Negeri.
Lebih lanjut, Wabup mengakui hasil panen padi yang menggunakan metode tanam Hazton itu tergolong tinggi meskipun tanamannya terkena penyakit kresek atau hawar daun bakteri.
"Seandainya tidak ada penyakit kresek, mungkin hasilnya berlipat. Jadi, sudah kena penyakit kresek saja, hasilnya diperkirakan sekitar 5-6 ton per hektare (perkiraan berdasarkan panen ubinan, red.) sehingga kalau tidak ada kresek, hasilnya mungkin lebih baik lagi," tegasnya.
Ia mengharapkan hasil panen ke depan bisa lebih baik lagi sehingga petani khususnya anggota kelompok wanita tani dapat merasakan bahwa dengan bertani yang sungguh-sungguh menggunakan metode baru atau bukan konvensional, hasilnya akan bagus.
"Masalah pertanian harus terus dikaji karena lahan semakin sempit, yang makan semakin banyak, dan hama semakin banyak sehingga kita harus meningkatkan teknologi pertaniannya," katanya di Kelurahan Kradenan, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Wabup mengatakan hal itu usai panen perdana tanaman padi dengan metode tanam Hazton dalam program pemberdayaan perempuan di lahan milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Mergo Tani, Kelurahan Kradenan.
Kegiatan tersebut diprakarsai Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas melalui program Dedikasi untuk Negeri.
Lebih lanjut, Wabup mengakui hasil panen padi yang menggunakan metode tanam Hazton itu tergolong tinggi meskipun tanamannya terkena penyakit kresek atau hawar daun bakteri.
"Seandainya tidak ada penyakit kresek, mungkin hasilnya berlipat. Jadi, sudah kena penyakit kresek saja, hasilnya diperkirakan sekitar 5-6 ton per hektare (perkiraan berdasarkan panen ubinan, red.) sehingga kalau tidak ada kresek, hasilnya mungkin lebih baik lagi," tegasnya.
Ia mengharapkan hasil panen ke depan bisa lebih baik lagi sehingga petani khususnya anggota kelompok wanita tani dapat merasakan bahwa dengan bertani yang sungguh-sungguh menggunakan metode baru atau bukan konvensional, hasilnya akan bagus.