Kudus, ANTARA JATENG - "Berdasarkan pemberitaan di berbagai media, pada tahun ini diprediksi akan ada fenomena El Nino yang memicu kekeringan dan banjir," ujar Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Kudus Edi Supriyanto di Kudus, Rabu.
Untuk mengantisipasi fenomena yang bisa mengancam kelangkaan pangan, kata dia, keberadaan 24 lumbung pangan di 24 desa di Kudus perlu dimanfaatkan secara optimal.
Apalagi, lanjut dia, selama ini semua desa yang sudah ada lumbung pangannya juga sudah terbentuk kepengurusan.
Keberadaan lumbung pangan tersebut, lanjut dia, juga bertujuan untuk menstabilkan harga jual beras di pasaran.
Nantinya, kata dia, desa yang menghadapi kendala akan dipandu.
Sumber daya manusia di beberapa desa, lanjut dia, memang ada yang sudah tua, sehinngga menjadi kendala dalam pengelolaan lumbung pangan.
"Sebetulnya, kepengurusan dalam pengelolaan lumbung pangan bisa dikombinasikan antara SDM yang tua dengan yang muda," ujarnya.
Terkait sarana pendukung, kata dia, belum semua lumbung pangan yang ada memiliki lantai jemur.
Dari 24 lumbung pangan, kata dia, baru tiga lumbung pangan yang dilengkapi lantai jemur.
Di antaranya, kata dia, di Desa Tanjungkarang, Papringan dan Jekulo.
Bangunan lumbung pangan yang ada di puluhan desa, kata dia, merupakan aset Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Kudus, sehingga perawatannya menjadi tanggung jawab Kantor Ketahanan Pangan.
Dari 24 lumbung pangan, sebanyak 19 di antaranya dibangun dengan APBD Kudus tahun 2013, sedangkan lima bangunan lainnya dibangun dengan dana bantuan dari Provinsi Jateng.

