Semarang, ANTARA JATENG - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) meresmikan tiga laboratorium yang berada di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) Merak, KPPBC TMP B Bandar Lampung, dan KPPBC TMP Tanjung Emas.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menjelaskan bahwa ketiga laboratorium yang diresmikan pada Senin (18/12) tersebut merupakan satelit dari Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (BPIB).
Selain meresmikan tiga laboratorium, Heru juga meresmikan terobosan baru yakni Mobile Laboratory yang merupakan laboratorium di dalam mobil yang dapat digunakan saat mendesak dan mobilitas tinggi.
Mobile Laboratory, lanjut Heru, akan mempercepat pelayanan identifikasi barang ekspor impor sehingga akan berdampak positif mengurangi waktu bongkar muat (dwelling time).
Laboratorium merupakan salah satu sarana penting Bea Cukai mengingat fungsinya sebagai revenue collector, DJBC harus dapat menentukan jenis komoditi barang dengan akurat untuk mengetahui harga barang dengan benar sehingga akan memungut pungutan negara dalam jumlah yang sesuai.
Dengan sarana tersebut Bea Cukai pernah menggagalkan ekspor 114 kg mutiara senilai Rp45 miliar yang diberitahukan sebagai manik-manik senilai Rp2 miliar.
Laboratorium tersebut sudah dilengkapi sejumlah alat canggih yang dapat mendeteksi barang-barang lainnya seperti logam, kulit, batu-batuan, pita cukai, dll.
Selain itu, sebagai community protector DJBC harus dapat menghindarkan masyarakat dari barang terlarang seperti narkoba, dan bahan peledak, serta mengidentifikasi 29 jenis narkotika.
"Dengan pembentukan laboratorium satelit yang direncanakan tersebar di wilayah Indonesia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa Bea Cukai," demikian Heru Pambudi.