"Kurs rupiah yang tinggi menyebabkan banyak masyarakat menunda keberangkatan untuk ibadah umroh," kata Sekretaris Jenderal Amphuri Budi Firmansyah kepada Antara lewat telepon di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan permintaan ibadah umrah periode Januari hingga awal Ramadhan tahun lalu bisa mencapai 600.000 anggota jamaah, namun pada periode sama tahun ini hanya sekitar 500.000 orang.
Dengan melihat perbedaan jumlah jamaah yang diberangkatkan itu, dia mengatakan target permintaan ibadah umrah pada 2015 diturunkan hanya 600.000 orang hingga akhir tahun, sedangkan, target tahun sebelumnya 700.000 orang.
Ia mengatakan pada 2014, permintaan umroh hanya dipengaruhi proses validasi visa yang lama yakni sebulan, namun tahun ini meskipun proses validasi visa telah dipercepat hingga 15 hari, permintaan menurun karena melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Penurunan juga dipengaruhi isu gelombang panas yang menyebar dari India ke Timur Tengah dan pengaruh dari penyedia jasa perjalanan ibadah umroh bodong.
"Ada isu gelombang panas yang dari India ke Timur Tengah, bisa 65 derajat Celcius," tuturnya.
Akibat kurs rupiah yang tinggi, ia mengatakan banyak anggota jamaah yang menunda keberangkatan hingga Desember untuk melihat pertumbuhan ekonomi ke depan.