"Awalnya, program SPAM Regional Dadi Muria (Purwodadi, Kudus, Jepara, dan Pati) ditargetkan bisa direalisasikan tahun ini. Akan tetapi, banyaknya permasalahan akhirnya molor menjadi tahun 2016," ujarnya, di Kudus, Jumat.
Salah satunya, kata dia, terkait hasil studi kelayakan proyek SPAM Regional Dadi Muria perlu ditinjau ulang, karena data yang disajikan tidak sesuai kondisi riil di lapangan.
Protes soal hasil studi kelayakan SPAM Dadi Muria, katanya, disampaikan kepada Dinas Cipta Karya Pemukiman dan Tata Ruang Jateng.
Penolakan hasil studi kelayakan proyek SPAM Dadi Muria, juga disampaikan semua PDAM di wilayah eks-Keresidenan Pati yang masuk dalam SPAM Dadi Muria.
Bahkan, lanjut dia, Perusahan Daerah Air Bersih (PDAB) yang nantinya mengelola air baku yang akan disuplai kepada masing-masing PDAM juga menolak hasil studi kelayakan tersebut.
Akhirnya, lanjut dia, protes tersebut ditindaklanjuti menyusul hasil studi kelayakan SPAM Regional Dadi Muria oleh konsultan sebelumnya ditinjau ulang.
Ia memperkirakan, saat ini sudah ada pergantian konsultan agar hasil studi kelayakannya benar-benar sesuai kondisi riil di lapangan.
Meskipun target penyediaan air bersih lewat program pusat tersebut ditargetkan bisa direalisasikan tahun 2016, kata dia, Gubernur Jateng meminta dilakukan percepatan.
Pada tahun 2015, kata dia, proyek tersebut dijadwalkan sudah mulai kontruksi bangunan intake dan jaringan perpipaan.