Ni'am, Zain, dan Abu Hafsin Maju Pemilihan Ketua PWNU Jateng
Ketiga nama itu, yakni A. Ni'am Syukri, Sekretaris Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) NU Jateng, M. Zain Yusuf (mantan Ketua LP Ma'arif NU), dan Abu Hafsin yang saat ini Wakil Ketua PWNU Jateng.
Pada Konferensi Wilayah (Konferwil) Ke-14 NU Jateng itu, masing-masing kandidat memaparkan visi misi, seperti M. Zain Yusuf yang membidik program pemberdayaan ekonomi umat dengan memaksimalkan potensi organisasi.
Zain yang sekarang menjadi Pembina LP Ma'arif Jateng juga menginginkan agar lembaga pendidikan NU dioptimalkan untuk memperkuat pendidikan formal melalui madrasah maupun nonformal lewat pesantren.
Kandidat lainnya, A. Ni'am Syukri memiliki visi penguatan peran NU dalam bidang pendidikan dan kesehatan dengan memaksimalkan lembaga yang dimiliki, seperti madrasah, pesantren, dan rumah kesehatan.
Mantan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jateng itu mengatakan tenaga-tenaga medis lulusan lembaga pendidikan NU banyak, tetapi peran pelayanan kesehatan masyarakat belum optimal, terutama di pedesaan.
Kandidat ketiga, Abu Hafsin menawarkan visi pengembangan ekonomi kemasyarakatan dengan berbasis umat yang banyak terdapat di pedesaan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga nahdliyin.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng itu juga menjanjikan kajian-kajian keagamaan dan budaya untuk memperkuat moderasi Islam di tubuh NU, mengingat masyarakat Indonesia yang plural.
Hafsin mengatakan sementara ini baru ada tiga nama yang mendaftar bursa Ketua PWNU Jateng, termasuk dirinya. Mekanismenya memang mengharuskan calon yang akan maju didukung oleh pengurus cabang.
Sementara itu, Gubernur Jateng terpilih Ganjar Pranowo pada kesempatan itu mengakui peran besar NU dalam bidang keagamaan, sosial, politik, kemasyarakatan, bahkan peran dalam pengembangan ekonomi.
Peran NU, kata dia, ke depannya perlu dioptimalkan lagi, terutama dalam subsektor yang sifatnya lebih teknis namun dampaknya ternyata luar biasa, misalnya pertanian tanaman semusim yang sudah dikembangkan.
Ganjar mengakui banyaknya para tokoh NU yang memiliki pemikiran egaliter, nasionalis, dan mementingkan kebangsaan, termasuk dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan antaragama.
"Tentunya, saya sebagai Gubernur terpilih ingin bekerja bersama kelompok-kelompok masyarakat. Kami ingin NU menjadi salah satu bagian yang cukup signifikan bekerja sama dengan pemerintahan," katanya.