Kudus (ANTARA) - Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie mengajak semua pihak untuk meningkatkan minat baca buku karena tingkat kegemaran membaca masyarakat di Kabupaten Kudus masih kalah dengan rata-rata Jawa Tengah maupun nasional.
"Kami bertekad untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Mengingat hasil pengukuran tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat di Kudus pada tahun 2023 skornya hanya 51,19. Sedangkan nilai TGM di Jateng mencapai 71,31 dan Indonesia sebesar 66,77," ujarnya saat Diskusi Literasi dengan tema " Literasi Untuk Generasi Cerdas dan Indonesia Emas" di Pendopo Kabupaten Kudus, Sabtu.
Hadir sebagai pembicara, Aminuddin Aziz yang merupakan Pelaksana tugas Kepala Perpustakaan Nasional RI serta penulis yang juga dosen Universitas Muria Kudus (UMK) Muhammad K.
Ia mengungkapkan pengukuran TGM tersebut dilakukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kudus berdasarkan panduan petunjuk teknis dari perpustakaan nasional.
Untuk itu, tentunya perlu dibangun ekosistem perpustakaan yang lebih baik lagi guna meningkatkan literasi masyarakat Kudus.
Ia juga berharap adanya komitmen bersama secara nyata untuk meningkatkan literasi masyarakat, terutama generasi muda karena di Kabupaten Kudus tersedia sumber daya yang memadai. Terlebih di Kabupaten Kudus banyak keluarga golongan ekonomi kaya yang tentunya mampu membeli buku.
Bahkan, kata dia, indeks pengukuran literasi masyarakat (IPLM) Kabupaten Kudus masih di bawah indeks literasi nasional. Karena Kabupaten Kudus indeks literasinya hanya 64,43 atau kategori sedang, sementara IPLM Indonesia sebesar 69,42.
"Pengukuran IPLM tersebut dilakukan oleh Perpustakaan Nasional pada tahun 2023," ujarnya.
IPLM tersebut, kata dia, merupakan pengukuran terhadap upaya pemerintah dalam mengembangkan perpustakaan sebagai sarana belajar sepanjang hayat.
Hasil kajian IPLM tersebut, kata dia, dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan untuk pengembangan perpustakaan dan program peningkatan IPLM.
Sementara indikator IPLM, mulai dari pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi, ketercukupan tenaga perpustakaan, tingkat kunjungan masyarakat per hari, jumlah perpustakaan berstandar nasional perpustakaan, anggaran perpustakaan, serta keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi atau promosi.
Ia mengingatkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, literasi menjadi kunci masyarakat berpengetahuan menuju Indonesia Emas 2045.
"Tentunya kita juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berpendidikan dan melek informasi, serta memperkuat daya saing melalui inovasi, kreativitas dan teknologi," ujarnya.*