Pemkot Pekalongan bentuk Kampung Keluarga percepat penurunan stunting
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, membentuk Kampung Keluarga Berkualitas dan pemberdayaan kelompok masyarakat sebagai upaya mempercepat penurunan kasus stunting di daerah itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan Nur Priyantomo di Pekalongan, Kamis, mengatakan Kampung Keluarga Berkualitas bertujuan menyiapkan generasi emas, karena lahirnya mereka bergantung pada bagaimana kualitas keluarga yang melahirkan dan mengasuh.
"Selain itu Kampung Keluarga Berkualitas ini menjadi salah satu upaya dalam percepatan penurunan stunting di daerah," katanya.
Berdasar data statistik, kata dia, jumlah kasus stunting masih mencapai 28 persen sehingga pemkot perlu melakukan percepatan kasus tersebut.
Penanganan kasus stunting, kata dia, perlu didiskusikan bersama dengan instansi lain, seperti dengan Badan Pusat Statistik (BPS), agar deviasi angka tersebut tidak semakin melebar.
"Pemerintah daerah dapat melakukan upaya yang masif dan tepat sasaran. Selain pembiayaan dari APBD, kami juga berupaya mencari dana pertanggungjawaban sosial dari perusahaan baik perbankan, badan usaha milik daerah, maupun organisasi perangkat daerah," katanya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan pihaknya memiliki peran dalam membiasakan makan sehat bergizi oleh masyarakat untuk meningkatkan capaian pembentukan Kampung Keluarga Berkualitas serta dapur sehat mengatasi stunting.
Pemberian menu makan sehat kepada anak, remaja, dan ibu hamil, kata dia, akan menjadi perhatian pemerintah daerah dan masih terus berupaya keras dalam menurunkan angka stunting.
"Kami terus berupaya mendukung program nasional penurunan stunting, karena hal ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak tetapi juga berdampak pada psikologis anak," katanya.
Baca juga: Jateng luncurkan Population Clock
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan Nur Priyantomo di Pekalongan, Kamis, mengatakan Kampung Keluarga Berkualitas bertujuan menyiapkan generasi emas, karena lahirnya mereka bergantung pada bagaimana kualitas keluarga yang melahirkan dan mengasuh.
"Selain itu Kampung Keluarga Berkualitas ini menjadi salah satu upaya dalam percepatan penurunan stunting di daerah," katanya.
Berdasar data statistik, kata dia, jumlah kasus stunting masih mencapai 28 persen sehingga pemkot perlu melakukan percepatan kasus tersebut.
Penanganan kasus stunting, kata dia, perlu didiskusikan bersama dengan instansi lain, seperti dengan Badan Pusat Statistik (BPS), agar deviasi angka tersebut tidak semakin melebar.
"Pemerintah daerah dapat melakukan upaya yang masif dan tepat sasaran. Selain pembiayaan dari APBD, kami juga berupaya mencari dana pertanggungjawaban sosial dari perusahaan baik perbankan, badan usaha milik daerah, maupun organisasi perangkat daerah," katanya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan pihaknya memiliki peran dalam membiasakan makan sehat bergizi oleh masyarakat untuk meningkatkan capaian pembentukan Kampung Keluarga Berkualitas serta dapur sehat mengatasi stunting.
Pemberian menu makan sehat kepada anak, remaja, dan ibu hamil, kata dia, akan menjadi perhatian pemerintah daerah dan masih terus berupaya keras dalam menurunkan angka stunting.
"Kami terus berupaya mendukung program nasional penurunan stunting, karena hal ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak tetapi juga berdampak pada psikologis anak," katanya.
Baca juga: Jateng luncurkan Population Clock