Kudus (ANTARA) -
Guru penggerak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah harus menjadi contoh bagi guru nonpenggerak dalam mendorong sekaligus mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, kata Bupati Kudus Hartopo.
"Guru penggerak juga dituntut untuk selalu berinovasi sehingga program pembelajaran tidak monoton dan dapat diterima dengan baik oleh anak didiknya," ujarnya ketika mengukuhkan pengurus dan guru inti serta peluncuran logo baru Pusat Belajar Guru (PBG) periode 2023-2028 di Kudus, Sabtu.
Dengan adanya Kurikulum Merdeka, ia mengimbau kepada guru dalam mengajar tidak hanya memenuhi kewajiban, namun harus dapat menunjukkan kerja nyata dengan cara memunculkan prestasi anak didiknya.
Adanya fasilitas PBG, dia berharap, guru bisa meningkatkan kompetensi dan kualitas diri untuk memimpin kegiatan belajar kepada pada anak didiknya.
"Adanya logo baru PBG, mudah-mudahan berdampak pada peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru. PBG sebaiknya mampu menjadi komunitas pembelajar yang menjangkau seluruh guru di Kudus untuk berkembang dan meningkatkan kapasitas diri," ujarnya.
Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation Elizabeth Lydia menyatakan komitmen mendukung pengembangan kompetensi guru, karena selama ini guru dinilai menjadi tonggak utama membangun generasi bangsa.
"Guru juga memegang peran penting dalam mencetak generasi emas. Hal ini yang menjadi dasar kami memberikan pendampingan di PBG sehingga secara konsisten dapat meningkatkan kapasitas guru di Kabupaten Kudus," ujarnya.
Ketua PBG Kudus Rizki Oktavian Saputra mengatakan logo baru PBG memiliki makna semangat kemajuan dalam pendidikan.
"Logonya juga cukup simpel dan sederhana, namun membawa semangat kemajuan dari simbol Matahari dan warna biru adalah semangat perubahan dan semangat menuju pendidikan lebih maju," ujarnya.