Seluruh kepala daerah di seluruh Provinsi Jawa Tengah diminta mewaspadai adanya potensi keramaian masyarakat pada perayaan Tradisi Syawalan sebagai upaya mengantisipasi bertambahnya jumlah kasus COVID-19.
"Kami tadi rapat dengan Menkes dan Mendagri dan diingatkan soal lebaran ketupat atau Syawalan. Kan model Lebaran di kita itu ada dua, Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Ketupat atau kupatan. Nah itu akan jatuh di hari Kamis (20/5) nanti, semuanya harus siaga," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa.
Apalagi, lanjut Ganjar, kebijakan larangan mudik Lebaran telah berakhir pada 17 Mei 2021 sehingga ada kemungkinan orang akan mudik untuk merayakan Syawalan bersama keluarga di kampung halaman masing-masing.
Baca juga: Pemkot Pekalongan tiadakan tradisi potong lopis Syawalan
Baca juga: Ketupat Lebaran dekatkan interelasi hati
"Itu jadi catatan kami, Kamis besok harus siap-siap karena kemungkinan akan adanya arus masyarakat mudik setelah pembatasan-pembatasan kemarin dilakukan. Tentu saya berharap, masyarakat tetap tinggal di tempat dan tidak mudik," ujarnya usai memimpin Rapat Penanganan COVID-19.
Ganjar juga meminta seluruh bupati/wali kota memastikan bahwa tradisi yang digelar tidak melanggar protokol kesehatan.
"Kalau itu membikin kerumunan, tidak boleh, tapi kalau dibatasi silakan diatur. Teman-teman kabupaten/kota sampai level desa, camat dan lurah harus bekerja sama dengan babinsa dan bhabinkamtibmas untuk mengatur. Kalau tidak bisa diatur, harus tidak diizinkan," katanya.
Selain itu, kepala daerah beserta jajarannya juga perlu mempersiapkan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 setelah Lebaran sehingga selama 14 hari semua diminta siaga di daerah masing-masing.
"Semuanya harus menyediakan tempat untuk antisipasi situasi 14 hari setelah Lebaran dan 14 hari setelah Lebaran Kupat. Rumah sakit harus siaga, tempat-tempat isolasi harus ditambah, ICU dan juga tempat isolasi terpusat harus disiapkan termasuk SDM, obat-obatan dan lainnya. Kami juga ingin agar semuanya bekerja keras untuk menurunkan angka kematian," ujar Ganjar.
Baca juga: Gus Kholil Payaman: Tradisi ketupat Lebaran tetap hidup di tengah pandemi