"Dirut BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) kemarin menyampaikan sudah 13,7 juta nomor rekening yang sudah masuk. Tinggal menunggu dua juta lagi," kata Menaker Ida ketika melakukan sosialisasi gerakan pekerja sehat di Kawasan Berikat Nusantara di Jakarta Utara, Selasa.
Sejauh ini BPJAMSOSTEK dalam gelombang I telah menyerahkan 2,5 juta data pekerja kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang dilakukan Senin (24/8) lalu. Rencananya dalam setiap gelombang akan diserahkan data sekitar 2,5 juta pekerja per pekannya, yang kemudian akan diperiksa kembali oleh Kemnaker.
Baca juga: Menaker bantah bantuan subsidi upah untuk pekerja dibatalkan
Baca juga: BPJAMSOSTEK serahkan data 2,5 juta calon penerima bantuan subsidi upah
Menurut Menaker Ida, pemeriksaan 2,5 juta data yang sudah diterima itu untuk memastikan penerima sudah tepat sasaran.
"Katanya kami harus akuntabel, katanya kami harus tepat sasaran. Untuk memastikan bahwa program ini tepat sasaran, nomor rekeningnya teman-teman pekerja sesuai dengan nomor yang diserahkan maka kami butuh waktu, sesuai dengan di petunjuk teknis juga diberikan empat hari," ujar Ida.
Setelah selesai data tersebut akan diserahkan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk bisa mencairkan uangnya yang akan disalurkan ke bank penyalur yakni bank-bank pemerintah.
Subsidi akan langsung dikirim ke rekening penerima sebesar Rp600.000 per bulan untuk empat bulan atau total Rp2,4 juta. Ida sendiri mengatakan ditargetkan transfer pertama sudah bisa dilakukan pada akhir Agustus 2020.
Terkait sisa dua juta data yang belum masuk, Ida mendorong agar para pekerja yang memenuhi syarat segera menyerahkan data kepada BPJAMSOSTEK agar bisa segera divalidasi.
Baca juga: Menaker ingatkan pemberi kerja laporkan data akurat ke BPJAMSOSTEK
Baca juga: Subsidi upah akan mulai disalurkan 25 Agustus 2020