Penghargaan dan santunan diserahkan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kampus Politeknik Kesehatan Semarang, Sabtu petang.
Lima tenaga kesehatan yang gugur tersebut adalah Dokter Sofyan Endi dari RSUD Soedjati Soemordiardjo Purwodadi, Dokter Sangaji Widi dari Puskesmas Karanganyar (Kota Semarang), Yuni Wuryaningsih dari Puskesmas Sayung (Demak), Yadi Siswanto dari Puskesmas Bangsri (Jepara) dan Siti Fatimah dari RSUD RA Kartini (Kabupaten Jepara).
Baca juga: Kudus usulkan insentif tenaga kesehatan sebesar Rp3,7 miliar
Dalam sambutannya, Menkes menyampaikan rasa duka cita dan kehilangan mendalam dari pemerintah atas gugurnya tenaga kesehatan yang menjadi pahlawan kesehatan, teladan, sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia.
"Penghargaan dan santunan ini merupakan wujud betapa tingginya rasa hormat kami pada semua pahlawan kesehatan yang telah gugur itu. Saya mewakili Presiden dan seluruh masyarakat Indonesia, mengucapkan belasungkawa dan penghormatan serta terima kasih yang tulus," kata Menkes.
Menkes juga meminta seluruh masyarakat tetap kompak dan menyamakan langkah untuk menekan meluasnya penularan COVID-19 demi masa depan anak cucu.
"Protokol kesehatan harus diterapkan, dimanapun kita berada. Kuncinya hanya satu, disiplin," ujarnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menambahkan, pemberian penghargaan dan santunan ini merupakan bentuk penghormatan yang bisa diberikan oleh pemerintah kepada ahli waris tenaga kesehatan yang ditinggalkan.
"Mudah-mudahan ini bisa memberikan rasa hormat pada ahli waris, pada mereka para pahlawan yang gugur itu," katanya.
Ganjar juga mengajak semua masyarakat untuk terus membangun kesadaran akan pentingnya melaksanakan protokol kesehatan saat pandemi COVID-19.
"Perlu kerja sama antarseluruh komponen masyarakat. Kesadaran harus terus dibangun, dan sosialisasi harus terus dilakukan karena kesadaran untuk pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan itu ternyata tidak mudah," ujarnya.