PLN revitalisasi Cagar Budaya Gardu ANIEM Ngarsopuro Solo
Solo (ANTARA) - PLN merevitalisasi Cagar Budaya Gardu Listrik Ngarsopuro di Kota Surakarta dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dan merawat semangat para pejuang kelistrikan mempertahankan kedaulatan energi di Indonesia.
Gardu listrik yang memiliki nama julukan "Babon ANIEM" ini dibangun oleh Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteits Maatschappij, sebuah perusahaan listrik swasta milik pemerintah Hindia Belanda yang bergerak di bidang ketenagalistrikan.
Pada Kamis (14/11) telah digelar acara soft opening Cagar Budaya Gardu Listrik Ngarsopuro yang dihadiri langsung oleh Pj. Wali Kota Surakarta Dhoni Widianto, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro X dari Kadipaten Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo dari Keraton Surakarta Hadiningrat, serta Direktur Legal dan Manajemen Human Capital (DIR LHC) PT PLN (Persero) Yusuf Didi Setiarto beserta jajaran manajemen PT PLN (Persero).
KGPAA Mangkoenagoro X dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada PLN yang telah turut mengawal bangunan bersejarah di Kota Surakarta, terutama Gardu Listrik Ngarsopuro yang terletak persis di depan gerbang Puro Mangkunegaran.
"Yang saya apresiasi dari upaya revitalisasi ini adalah bangunan tua itu tidak hanya menjadi nostalgia masa lampau namun juga bisa menjadi bagian dari kehidupan masa kini yang bermanfaat untuk masyarakat. Gardu ini bisa menjadi tempat untuk bertemu, tempat untuk berkarya, bahkan menjadi tempat untuk belajar," ungkapnya.
Proses revitalisasi Gardu Listrik Ngarsopuro ini telah dimulai sejak bulan Mei tahun 2024. Sebelumnya wilayah gardu listrik seluas 658 meter persegi ini memang belum dimanfaatkan secara maksimal karena saat ini memang sudah tidak dipergunakan sebagai instalasi penyaluran listrik.
PLN bekerja sama dengan para mitra dan pemangku kepentingan membangun museum pada bangunan gardu sebagai sarana edukasi sejarah ketenagalistrikan, serta Heritage Cafe di tanah kosong sekitar gardu bagi para penikmat kuliner atau hanya untuk sekedar menikmati suasana Kota Surakarta yang asri.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Sugeng Widodo menyampaikan bahwa saat ini Gardu Listrik Ngarsopuro telah bertransformasi menjadi ikon sejarah dan budaya yang hidup kembali di tengah kota. Ia mengatakan lebih dari sekadar bangunan bersejarah, tempat ini menjadi ruang berkumpul, belajar, dan merajut kebersamaan yang dapat dikunjungi secara umum oleh masyarakat luas.
"Di Heritage Cafe, PLN bermitra dengan Pesen Kopi, masyarakat umum dapat sekedar makan atau ngopi nongkrong disini. Tentunya sambil menikmati nuansa sejarah yang ada di Museum Gardu Listrik Ngarsopuro, masuk museum pun gratis tanpa dipungut biaya," ungkap Sugeng. ***
Gardu listrik yang memiliki nama julukan "Babon ANIEM" ini dibangun oleh Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteits Maatschappij, sebuah perusahaan listrik swasta milik pemerintah Hindia Belanda yang bergerak di bidang ketenagalistrikan.
Pada Kamis (14/11) telah digelar acara soft opening Cagar Budaya Gardu Listrik Ngarsopuro yang dihadiri langsung oleh Pj. Wali Kota Surakarta Dhoni Widianto, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro X dari Kadipaten Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo dari Keraton Surakarta Hadiningrat, serta Direktur Legal dan Manajemen Human Capital (DIR LHC) PT PLN (Persero) Yusuf Didi Setiarto beserta jajaran manajemen PT PLN (Persero).
KGPAA Mangkoenagoro X dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada PLN yang telah turut mengawal bangunan bersejarah di Kota Surakarta, terutama Gardu Listrik Ngarsopuro yang terletak persis di depan gerbang Puro Mangkunegaran.
"Yang saya apresiasi dari upaya revitalisasi ini adalah bangunan tua itu tidak hanya menjadi nostalgia masa lampau namun juga bisa menjadi bagian dari kehidupan masa kini yang bermanfaat untuk masyarakat. Gardu ini bisa menjadi tempat untuk bertemu, tempat untuk berkarya, bahkan menjadi tempat untuk belajar," ungkapnya.
Proses revitalisasi Gardu Listrik Ngarsopuro ini telah dimulai sejak bulan Mei tahun 2024. Sebelumnya wilayah gardu listrik seluas 658 meter persegi ini memang belum dimanfaatkan secara maksimal karena saat ini memang sudah tidak dipergunakan sebagai instalasi penyaluran listrik.
PLN bekerja sama dengan para mitra dan pemangku kepentingan membangun museum pada bangunan gardu sebagai sarana edukasi sejarah ketenagalistrikan, serta Heritage Cafe di tanah kosong sekitar gardu bagi para penikmat kuliner atau hanya untuk sekedar menikmati suasana Kota Surakarta yang asri.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Sugeng Widodo menyampaikan bahwa saat ini Gardu Listrik Ngarsopuro telah bertransformasi menjadi ikon sejarah dan budaya yang hidup kembali di tengah kota. Ia mengatakan lebih dari sekadar bangunan bersejarah, tempat ini menjadi ruang berkumpul, belajar, dan merajut kebersamaan yang dapat dikunjungi secara umum oleh masyarakat luas.
"Di Heritage Cafe, PLN bermitra dengan Pesen Kopi, masyarakat umum dapat sekedar makan atau ngopi nongkrong disini. Tentunya sambil menikmati nuansa sejarah yang ada di Museum Gardu Listrik Ngarsopuro, masuk museum pun gratis tanpa dipungut biaya," ungkap Sugeng. ***