Satu keluarga di Batang positif COVID-19
Batang (ANTARA) - Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menginformasikan sebanyak enam orang yang masih dalam satu keluarga di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dinyatakan positif terpapar virus corona jenis baru (COVID-19).
"Dua orang dari enam orang ini kini dirawat di rumah saki sedang empat orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Batang Muchlasin di Batang, Rabu.
Enam orang tersebut adalah warga Desa Sidorejo, Kecamatan Warungasem. Tiga orang dari enam orang yang masih dalam satu keluarga itu adalah klaster pedagang pasar.
Muchlasin yang didampingi Sekretaris Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Ulul Azmi mengatakan empat warga terpapar COVID-19 tersebut terpaksa harus menjalani isolasi mandiri karena mereka termasuk orang tanpa gejala (OTG).
"Ada aturan, bagi orang positif COVID-19 dengan kategori OTG memang harus menjalani isolasi mandiri di rumah karena pemkab juga belum bisa menyediakan tempat untuk isolasi," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang siap longgarkan aktivitas pentas seni
Saat ini jumlah pasien positif COVID-19 di Kabupaten Batang sebanyak 45 orang, terdiri atas 20 orang dinyatakan sembuh, menjalani isolasi mandiri 9 orang, dirawat di RSUD Batang sebanyak 11 orang, RSUD Bendan Pekalongan (1), Rumah Sakit QIM Batang (2), RSUD Kraton Pekalongan (1), dan meninggal satu orang.
Ketua Rukun Tetangga RT. 08/RW. 10 Yusron mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 berawal warganya yang berinisial NA (56) mengalami gejala batuk dan sesak nafas sehingga dirawat di RSUD Kraton Pekalongan.
Pasien COVID-19 berinisial NA (56) itu merupakan seorang pedagang di Pasar Desa Pandansari, Kecamatan Warungasem.
Pada perkembangannya, berdasar hasil tes usap, NA dinyatakan positif COVID-19 sehingga petugas kesehatan Puskesmas dan tim gugus tugas melakukan pemeriksaan tes cepat pada lima warga lainnya yang menjalani isolasi mandiri.
"Oleh karena, sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga, warga setempat sepakat memberikan bantuan sembako pada mereka selama menjalani isolasi mandiri," katanya.
Baca juga: Batang fokuskan pengawasan dua pasar penerapan normal baru
"Dua orang dari enam orang ini kini dirawat di rumah saki sedang empat orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Batang Muchlasin di Batang, Rabu.
Enam orang tersebut adalah warga Desa Sidorejo, Kecamatan Warungasem. Tiga orang dari enam orang yang masih dalam satu keluarga itu adalah klaster pedagang pasar.
Muchlasin yang didampingi Sekretaris Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Ulul Azmi mengatakan empat warga terpapar COVID-19 tersebut terpaksa harus menjalani isolasi mandiri karena mereka termasuk orang tanpa gejala (OTG).
"Ada aturan, bagi orang positif COVID-19 dengan kategori OTG memang harus menjalani isolasi mandiri di rumah karena pemkab juga belum bisa menyediakan tempat untuk isolasi," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang siap longgarkan aktivitas pentas seni
Saat ini jumlah pasien positif COVID-19 di Kabupaten Batang sebanyak 45 orang, terdiri atas 20 orang dinyatakan sembuh, menjalani isolasi mandiri 9 orang, dirawat di RSUD Batang sebanyak 11 orang, RSUD Bendan Pekalongan (1), Rumah Sakit QIM Batang (2), RSUD Kraton Pekalongan (1), dan meninggal satu orang.
Ketua Rukun Tetangga RT. 08/RW. 10 Yusron mengatakan bahwa penyebaran COVID-19 berawal warganya yang berinisial NA (56) mengalami gejala batuk dan sesak nafas sehingga dirawat di RSUD Kraton Pekalongan.
Pasien COVID-19 berinisial NA (56) itu merupakan seorang pedagang di Pasar Desa Pandansari, Kecamatan Warungasem.
Pada perkembangannya, berdasar hasil tes usap, NA dinyatakan positif COVID-19 sehingga petugas kesehatan Puskesmas dan tim gugus tugas melakukan pemeriksaan tes cepat pada lima warga lainnya yang menjalani isolasi mandiri.
"Oleh karena, sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga, warga setempat sepakat memberikan bantuan sembako pada mereka selama menjalani isolasi mandiri," katanya.
Baca juga: Batang fokuskan pengawasan dua pasar penerapan normal baru