Tiga klaster penyebaran baru picu peningkatan COVID-19 di Semarang
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut pasar, rumah sakit, dan lembaga pendidikan sebagai klaster penyebaran baru virus corona yang memicu peningkatan kasus COVID-19 di Semarang, ibu kota Jawa Tengah.
"Dalam dua hari terakhir ini ada tambahan 17 orang yang sudah terkonfirmasi (positif COVID-19)," kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Jumat.
Ia menyebut peningkatan aktivitas masyarakat di jalan, pasar, dan pusat belanja menjelang Lebaran berkontribusi pada peningkatan kasus infeksi virus corona penyebab COVID-19 di Kota Semarang.
Baca juga: Semarang perpanjang pembatasan kegiatan masyarakat hingga 7 Juni
"Masyarakat seakan lupa kalau sedang menghadapi pandemi COVID-19," katanya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Semarang menggelar pemeriksaan massal di pusat-pusat perbelanjaan serta tempat usaha dalam upaya menemukan kasus dan mencegah penyebaran COVID-19.
Kalau dalam pemeriksaan massal di fasilitas umum ditemukan ada yang terindikasi atau positif terserang COVID-19, Hendi mengatakan, maka fasilitas umum yang bersangkutan akan ditutup.
"Begitu juga dengan pasar. Kalau hasil tesnya cukup banyak yang reaktif atau positif juga akan ditutup," katanya.
Baca juga: Pemerintah kembali ingatkan protokol kesehatan jelang Idul Fitri
Baca juga: Warga Kudus usai melahirkan terkonfirmasi positif COVID-19
"Dalam dua hari terakhir ini ada tambahan 17 orang yang sudah terkonfirmasi (positif COVID-19)," kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Jumat.
Ia menyebut peningkatan aktivitas masyarakat di jalan, pasar, dan pusat belanja menjelang Lebaran berkontribusi pada peningkatan kasus infeksi virus corona penyebab COVID-19 di Kota Semarang.
Baca juga: Semarang perpanjang pembatasan kegiatan masyarakat hingga 7 Juni
"Masyarakat seakan lupa kalau sedang menghadapi pandemi COVID-19," katanya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Semarang menggelar pemeriksaan massal di pusat-pusat perbelanjaan serta tempat usaha dalam upaya menemukan kasus dan mencegah penyebaran COVID-19.
Kalau dalam pemeriksaan massal di fasilitas umum ditemukan ada yang terindikasi atau positif terserang COVID-19, Hendi mengatakan, maka fasilitas umum yang bersangkutan akan ditutup.
"Begitu juga dengan pasar. Kalau hasil tesnya cukup banyak yang reaktif atau positif juga akan ditutup," katanya.
Baca juga: Pemerintah kembali ingatkan protokol kesehatan jelang Idul Fitri
Baca juga: Warga Kudus usai melahirkan terkonfirmasi positif COVID-19