Batang (ANTARA) - Minat para pelajar dan mahasiswa mengajukan beasiswa pada Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, hingga kini amat rendah, kata Kepala Bagian Kesejahteraan setempat Suprapto.
"Pada 2018 misalnya, pagunya mencapai Rp70 juta namun hanya terealisasi Rp32,5 juta karena pendaftarnya minim. Bahkan pada 2019 dialokasikan Rp100 juta namun sampai triwulan ketiga baru terserap Rp31 juta," katanya di Batang, Sabtu.
Menurut dia, Pemkab memastikan mengalokasikan anggaran untuk program beasiswa setiap tahunnya yang nilai mencapai ratusan juta rupiah.
Pemkab, kata dia, setiap tahun menganggarkan beasiswa bagi pelajar mulai tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) hingga universitas.
"Hal itu sudah diatur pada Peraturan Daerah Perubahan APBD 2018 Nomor 55 Tahun 2019. Jadi, kita tetap mengalokasikan dana program beasiswa bagi pelajar atau mahasiswa yang berprestasi namun dari keluarga tidak mampu," katanya.
Ia mengatakan pelajar atau mahasiswa yang berprestasi dalam pendidikan dimaksud adalah mulai tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional dengan standarisasinya masing-masing.
"Akan tetapi karena statusnya bansos maka diprioritaskan bagi pelajar dari keluarga tidak mampu. Semua syarat itu harus dilampirkan buktinya untuk diusulkan kepada bupati dengan tembusan bagian kesra," katanya.
Melalui usulan itu, kata dia, pihaknya akan membuat surat keputusan (SK) daftar calon penerima yang selanjutnya instansi terkait yaitu BPKAD untuk pencairan dana beasiswa.
"Setelah dilakukan verifikasi, Badan Pendapatan Keuangan, dan Aset Daerah (BPKAD) menerbitkan surat permintaan pencairan dana (SP2D)," katanya.
Baca juga: Pemkab Batang minta kades verifikasi ulang penerima bansos
Baca juga: 3 kendaraan terlibat kecelakaan di Tol Batang-Semarang, 1 orang tewas