Boyolali droping 768 tangki air ke daerah kekeringan
Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah melakukan droping air bersih sebanyak 768 tangki untuk bantuan masyarakat di 12 wilayah kecamatan terdampak kekeringan selama musim kemarau tiba.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin mengatakan sejak Bupati Boyolali menurunkan surat tanggap darurat tanggal 1 Juli hingga akhir September ini, sudah menyalurkan bantuan air bersih ke masyarakat sebanyak 768 tangki atau 3.840.000 liter di 12 kecamatan.
"Bantuan droping air bersih ini melalui dana ABPD Boyolali 2019 sebanyak 263 tangki dan donatur atau CSR perusahaan sebanyak 505 tangki," kata Bambang Sinungharjo.
Baca juga: Kekeringan meluas, Banyumas intensifkan penyaluran bantuan air
Pihaknya menyalurkan bantuan air bersih sesuai permintaan masyarakat melalui RT/RW atau desa ke kecamatan langsung dapat dikirim bantuan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Dia mengatakan pada musim kekeringan tahun ini, terparah di wilayah pemekaran kecamatan yang baru, yakni Wonosamodro ada 8 desa yang meminta bantuan air bersih. Sebanyak 8 desa ini sudah mendapatkan bantuan 233 tangki air bersih untuk kebutuhan masyarakat seperti masak dan minum.
"Delapan desa di Wonosamodro yakni Gilirejo, Bercak, Gunungsari, Bengle, Garangan, Kalimas, Repaking, dan Jati Lawang. Terparah Desa Garangan dan Kalinanas masing-masing sudah mendapat droping air sebanyak 48 tangki," katanya.
Selain itu, di Kecamatan Wonosegoro juga ada 178 tangki bantuan air bersih untuk lima desa yang mengalami kekeringan yakni Bojong, Guwo, Bandung, Gosono, dan Kedungpilang. Terparang di Desa Bojong mendapat bantuan 77 tangki dan Guwo 57 tangki.
Baca juga: Kekeringan, petani bikin sumur bor berbiaya Rp5 juta
Droping air bersih ke kecamatan lain yakni Juwangi sebanyak 97 tangki, Kemusu 142 tangki, Karanggede lima tangki, Tamansari 70 tangki, Musuk 17 tangki, Boyolali kota tiga tangki, Selo 9 tangki, Andong lima tangki, Gladagsari enam tangki.
"Kami terus melakukan droping air bersih sesuai pengajuan masyarakat yang membutuhkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Winarti (45) warga Desa Garangan Kecamatan Wonosamodro mengatakan dirinya bersama mayoritas warga lainnya memanfaatkan air dengan membuat sumur kecil di dasar sungai yang mengering desa setempat. Hal ini, dilakukan setiap musim kemarau tiba.
Namun, air sungai tersebut sebenarnya tidak layak dikonsumsi untuk minum dan masak. Dengan adanya bantuan air bersih dari pemerintah membantu meringankan beban masyarakat setempat.
"Warga di sini selalu kesulitan air setiap musim kemarau tiba. Pemerintah kecamatan juga sempat pernah membuat sumur dalam, tetapi tidak keluar airnya," katanya.
Baca juga: 1.392 hektare lahan tanaman padi di Boyolali kekeringan
Baca juga: Kekeringan, puluhan hektare tanaman padi di Pati puso
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Senin mengatakan sejak Bupati Boyolali menurunkan surat tanggap darurat tanggal 1 Juli hingga akhir September ini, sudah menyalurkan bantuan air bersih ke masyarakat sebanyak 768 tangki atau 3.840.000 liter di 12 kecamatan.
"Bantuan droping air bersih ini melalui dana ABPD Boyolali 2019 sebanyak 263 tangki dan donatur atau CSR perusahaan sebanyak 505 tangki," kata Bambang Sinungharjo.
Baca juga: Kekeringan meluas, Banyumas intensifkan penyaluran bantuan air
Pihaknya menyalurkan bantuan air bersih sesuai permintaan masyarakat melalui RT/RW atau desa ke kecamatan langsung dapat dikirim bantuan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Dia mengatakan pada musim kekeringan tahun ini, terparah di wilayah pemekaran kecamatan yang baru, yakni Wonosamodro ada 8 desa yang meminta bantuan air bersih. Sebanyak 8 desa ini sudah mendapatkan bantuan 233 tangki air bersih untuk kebutuhan masyarakat seperti masak dan minum.
"Delapan desa di Wonosamodro yakni Gilirejo, Bercak, Gunungsari, Bengle, Garangan, Kalimas, Repaking, dan Jati Lawang. Terparah Desa Garangan dan Kalinanas masing-masing sudah mendapat droping air sebanyak 48 tangki," katanya.
Selain itu, di Kecamatan Wonosegoro juga ada 178 tangki bantuan air bersih untuk lima desa yang mengalami kekeringan yakni Bojong, Guwo, Bandung, Gosono, dan Kedungpilang. Terparang di Desa Bojong mendapat bantuan 77 tangki dan Guwo 57 tangki.
Baca juga: Kekeringan, petani bikin sumur bor berbiaya Rp5 juta
Droping air bersih ke kecamatan lain yakni Juwangi sebanyak 97 tangki, Kemusu 142 tangki, Karanggede lima tangki, Tamansari 70 tangki, Musuk 17 tangki, Boyolali kota tiga tangki, Selo 9 tangki, Andong lima tangki, Gladagsari enam tangki.
"Kami terus melakukan droping air bersih sesuai pengajuan masyarakat yang membutuhkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Winarti (45) warga Desa Garangan Kecamatan Wonosamodro mengatakan dirinya bersama mayoritas warga lainnya memanfaatkan air dengan membuat sumur kecil di dasar sungai yang mengering desa setempat. Hal ini, dilakukan setiap musim kemarau tiba.
Namun, air sungai tersebut sebenarnya tidak layak dikonsumsi untuk minum dan masak. Dengan adanya bantuan air bersih dari pemerintah membantu meringankan beban masyarakat setempat.
"Warga di sini selalu kesulitan air setiap musim kemarau tiba. Pemerintah kecamatan juga sempat pernah membuat sumur dalam, tetapi tidak keluar airnya," katanya.
Baca juga: 1.392 hektare lahan tanaman padi di Boyolali kekeringan
Baca juga: Kekeringan, puluhan hektare tanaman padi di Pati puso