Kekeringan, puluhan hektare tanaman padi di Pati puso
Pati (ANTARA) - Puluhan hektare tanaman padi di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengalami puso akibat kekeringan dan tidak mendapatkan suplai air irigasi.
Pardi, salah seorang petani asal Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Pati, Jumat, mengakui tanaman padi miliknya yang berusia sekitar 60 hari mengalami puso akibat tidak mendapatkan pasokan air irigasi.
Luas lahan tanaman padi miliknya yang mengalami puso, kata dia, seluas 5.000 meter persegi.
Ia mengakui terpaksa tanam pada Musim Tanam III karena pada musim tanam sebelumnya mengalami puso karena tergenang banjir.
Baca juga: 500 hektare tanaman padi di Banyumas puso akibat kekeringan
Kemudian, kata dia, diulang kembali pada Musim Tanam III yang seharusnya memang untuk ditanami palawija.
"Ternyata ketika pada usia 60 hari tidak ada pasokan air irigasi. Sedangkan Sungai Juwana yang selama ini menjadi andalan petani pada bulan ini, ternyata tidak ada airnya," ujar Pardi.
Tanaman padi puso di Desa Jambean Kidul, katanya, tidak hanya miliknya, karena beberapa petani lain juga mengalami hal yang sama.
"Informasinya hingga kini sudah ada 50-an hektare tanaman padi yang puso akibat kekeringan," ujarnya.
Akibat puso tersebut, dia mengaku, mengalami kerugian hingga Rp4 juta lebih serta potensi penghasilan hingga belasan juta juga gagal diperoleh.
Mukhlisin, petani lain asal Desa Jambean Kidul mengakui sawahnya tidak sampai puso karena tanam lebih awal sehingga saat sekarang sudah dipanen.
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Jambean Kidul Kamelan membenarkan bahwa tanaman padi di desanya memang banyak yang puso karena tidak ada pasokan air irigasi.
Ia memperkirakan tanaman padi yang puso antara 40-50 hektare dan masih memungkinkan bertambah karena hingga sekarang belum ada pasokan air irigasi.
Baca juga: Diserang sundep, puluhan hektare tanaman padi di Batang terancam puso
"Petani tidak bisa lagi menggantungkan air dari Sungai Juwana karena sudah kering, sedangkan jalan satu-satunya dari saluran Bendungan Logung yang alirannya bisa sampai Jambean Kidul," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, upaya meminta bantuan hingga sekarang belum terealisasi sehingga 100 hektare tanaman padi petani yang masih bisa terselamatkan juga berpotensi puso jika tidak mendapatkan suplai air.
Usia tanaman padi di desanya itu, antara 50-80 hari sehingga dalam waktu sepekan sudah ada yang siap dipanen.
Baca juga: 300 Hektare Sawah di Klaten Puso
Pardi, salah seorang petani asal Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Pati, Jumat, mengakui tanaman padi miliknya yang berusia sekitar 60 hari mengalami puso akibat tidak mendapatkan pasokan air irigasi.
Luas lahan tanaman padi miliknya yang mengalami puso, kata dia, seluas 5.000 meter persegi.
Ia mengakui terpaksa tanam pada Musim Tanam III karena pada musim tanam sebelumnya mengalami puso karena tergenang banjir.
Baca juga: 500 hektare tanaman padi di Banyumas puso akibat kekeringan
Kemudian, kata dia, diulang kembali pada Musim Tanam III yang seharusnya memang untuk ditanami palawija.
"Ternyata ketika pada usia 60 hari tidak ada pasokan air irigasi. Sedangkan Sungai Juwana yang selama ini menjadi andalan petani pada bulan ini, ternyata tidak ada airnya," ujar Pardi.
Tanaman padi puso di Desa Jambean Kidul, katanya, tidak hanya miliknya, karena beberapa petani lain juga mengalami hal yang sama.
"Informasinya hingga kini sudah ada 50-an hektare tanaman padi yang puso akibat kekeringan," ujarnya.
Akibat puso tersebut, dia mengaku, mengalami kerugian hingga Rp4 juta lebih serta potensi penghasilan hingga belasan juta juga gagal diperoleh.
Mukhlisin, petani lain asal Desa Jambean Kidul mengakui sawahnya tidak sampai puso karena tanam lebih awal sehingga saat sekarang sudah dipanen.
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Jambean Kidul Kamelan membenarkan bahwa tanaman padi di desanya memang banyak yang puso karena tidak ada pasokan air irigasi.
Ia memperkirakan tanaman padi yang puso antara 40-50 hektare dan masih memungkinkan bertambah karena hingga sekarang belum ada pasokan air irigasi.
Baca juga: Diserang sundep, puluhan hektare tanaman padi di Batang terancam puso
"Petani tidak bisa lagi menggantungkan air dari Sungai Juwana karena sudah kering, sedangkan jalan satu-satunya dari saluran Bendungan Logung yang alirannya bisa sampai Jambean Kidul," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, upaya meminta bantuan hingga sekarang belum terealisasi sehingga 100 hektare tanaman padi petani yang masih bisa terselamatkan juga berpotensi puso jika tidak mendapatkan suplai air.
Usia tanaman padi di desanya itu, antara 50-80 hari sehingga dalam waktu sepekan sudah ada yang siap dipanen.
Baca juga: 300 Hektare Sawah di Klaten Puso