Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus Jawa Tengah mengapresiasi dukungan swasta dalam memperbaiki 100 rumah warga yang masuk kategori tidak layak huni menjadi layak huni, dengan anggaran yang digelontorkan mencapai Rp5 miliar.
"Kami mengapresiasi langkah nyata dan kepedulian PT Djarum dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kabupaten Kudus. Mudah-mudahan penerima bantuan dapat lebih produktif dan ke depannya semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat ini. Sehingga mereka yang berpenghasilan rendah dapat merasakan hunian yang aman, sehat, dan nyaman," kata Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie usai seremoni serah terima simbolis dari PT Djarum kepada penerima bantuan rumah sederhana layak huni (RSLH) di Pendopo Kabupaten Kudus, Kamis.
.
Ia berharap para penerima bantuan dapat merasakan manfaat dan bisa hidup lebih baik. Di samping itu, ke depannya program ini dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat kurang mampu dan berjalan secara berkelanjutan.
Deputy General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengungkapkan, perusahaan konsisten dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem (PKE) di Jateng. Melalui program Rumah Sederana Layak Huni (RSLH), PT Djarum dan Kopi Tubruk Gadjah merenovasi dan membangun ulang 100 hunian yang berada di Kabupaten Kudus dengan total biaya lebih dari Rp5 miliar.
Jumlah anggaran tersebut terbagi untuk masing-masing rumah berkisar Rp53 juta. Para penerima bantuan RSLH tersebut, tersebar di sembilan kecamatan, yang terdiri atas 19 rumah di Kecamatan Undaan, 16 rumah di Kecamatan Gebog, 16 rumah di Kecamatan Bae, 14 rumah di Kecamatan Kaliwungu, 11 rumah di Kecamatan Jati, delapan rumah di Kecamatan Mejobo, enam rumah di Kecamatan Kota Kudus, lima rumah di Kecamatan Dawe, dan lima rumah di Kecamatan Jekulo.
Ia mengungkapkan, program kolaboratif RSLH yang dijalankan bersama Bappeda Kudus dan Dinas PKPLH Kudus itu merupakan kelanjutan bulan Juli 2024.
"Lewat program tersebut, kami melakukan bedah rumah sehingga hunian tersebut memenuhi tiga hal dasar, yakni sehat, aman, dan nyaman," ujarnya.
Ia mengungkapkan, program renovasi rumah tersebut tidak lepas dari upaya perusahaan untuk ambil bagian dalam program pengentasan kemiskinan ekstrem agar masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan memiliki rumah yang layak huni. Khusus di Kudus, sebagai kantor pusat perusahaan untuk memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.
"Program ini menerapkan total intervensi sehingga penerima bantuan tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali untuk pembangunannya, serta melibatkan masyarakat di lingkungan sekitar," ujarnya.
Salah satu penerima bantuan program RSLH, Zaenuri dari Desa Berugenjang Kecamatan Undaan mengakui berterima kasih karena rumahnya kini menjadi layak huni, karena sebelumnya memang sangat sederhana dan dibangun ala kadarnya karena penghasilan dari kerja serabutan tidak memungkinkan untuk membangun rumah secara permanen.
"Berkat bantuan program RSLH ini, akhirnya rumah dibangun dengan tembok yang kuat dan hunian menjadi nyaman dan aman untuk ditempati," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Jateng perbaiki 17.325 rumah tak layak huni pada 2024