Jakarta (ANTARA) - Penerbangan Garuda Indonesia GA854 Rute Surabaya - Singapura melakukan pengalihan pendaratan (divert) di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, setelah mengetahui salah seorang penumpangnya mengalami sesak napas.
“Pesawat rute Surabaya - Singapura itu terpaksa harus mengalihkan pendaratan di Jakarta karena alasan kemanusiaan setelah beberapa waktu sejak pesawat tinggal landas, awak kabin melihat salah seorang penumpang yang duduk di kursi penumpang ekonomi 22H mengalami sesak napas. Awak kabin kemudian melakukan prosedur pertama penanganan penumpang tersebut,” kata Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt Bambang Adisurya Angkasa dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Awak kabin kemudian melaporkan peristiwa tersebut kepada pilot in command yang kemudian memutuskan melakukan pengihan pendaratan (divert flight) ke Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang yang mendarat tepat pada pukul 09.15 WIB.
Pengalihan pendaratan tersebut diputuskan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi penumpang yang perlu mendapatkan pertolongan medis segera.
Capt Bambang mengapresiasi putusan cepat sang pilot dan menjelaskan bahwa peristiwa pendaratan darurat tersebut merupakan wujud komitmen maskapai dalam mengedepankan keselamatan penumpang dalam ranah operasional penerbangan.
“Keselamatan dan kondisi kesehatan penumpang merupakan prioritas utama kami dalam memastikan ‘operational excellence’ layanan penerbangan Garuda Indonesia,” katanya.
Komitmen "Operational Excellence" tersebut, Garuda Indonesia representasikan tidak hanya melalui kelancaran teknis operasional melainkan juga melingkupi aspek "kemanusiaan" khususnya dengan melakukan tindakan yang tepat ketika dihadapkan pada kondisi kesehatan penumpang.
Sesampainya di Bandara Internasional Soekarno Hatta tersebut, penumpang yang mengalami sesak nafas tersebut kemudian langsung mendapatkan pertolongan pertama dan dibawa ke KKP Pusat Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Adapun penumpang tersebut pada akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan pertolongan pertama di KKP Pusat Bandara Internasional Soekarno Hatta.