Boyolali (Antaranews Jateng) - Populasi hewan ternak sapi di Kabupaten Boyolali hingga sekarang mencapai 188.000 ekor baik jenis perah maupun potong atau pedaging, kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Juwaris.
"Jumlah ternak sapi perah mencapai 92.000 ekor dan sapi potong 96.000 ekor lebih, sehingga Boyolali salah satu daerah penghasil susu dan daging di Jateng," kata Juwaris, di Boyolali, Kamis.
Juwaris mengatakan kebutuhan pakan ternak sapi khusus jenis konsentrat untuk sapi potong untuk penggemukan atau perah guna meningkatkan produksi susu di Boyolali cukup tinggi. Kebutuhan pakan konsentrat saja rata-rata mencapai 3 hingga 5 kilogram per hari.
Namun, kata Juwaris tidak semua sapi diberikan pakan campuran dengan konsentrat dari jumlah sapi di Boyolali, diperkirakan barus ekitar 40 persen.
Kendati demikian, lanjut dia, adanya pabrik pakan ternak di Boyolali potensinya sangat besar, karena daerah ini, rata-rata hampir setiap kepala keluarga memilik ternak sapi baik jenis perah maupun potong.
Salah satunya pabrik pakan ternak PT. Andini Megah Sejahtera (AMS) di Desa Kebon Bimo Kecamatan Boyolali Kota yang berdiri sejak 2010 memproduksi konsentrat untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi dan kambing di Boyolali.
Sadewo Junaedi pemilik PT AMS Boyolali mengatakan PT AMS memproduksi konsentrat berkualitas yang dapat dipergunakan untuk penggemukan sapi potong, sapi perah, dan ternak ruminansia lainnya seperti kambing atau domba.
Menurut Sadewo Junaedi, membuka pabrik dengan nama produk "Calfeed“ di Boyolali itu, karena pendekatan konsumsi. Pangsa pasar di Boyolali mensuplai lebih dari 50 persen.
"Kapasitas produksi kami rata-rata 1.000 ton per bulan, dan sebanyak 600 hingga 800 ton per bulan untuk didistribusikan di Boyolali, sedangkan daerah lainnya seperti Solo, Pati dan sedikit daerah Jawa Timur," kata Sadewo.
Menurut dia, produk pakan yang diproduksi dengan harga antara Rp2 ribu hingga Rp3 ribu per kilogram dengan beberapa kualitas berbeda. PT AMS hanya melakukan pencampuran beberapa bahan disusun dalam ransum formula, jadi bisa hitung semua kebutuhan untuk misalnya sapi pedhet atau sapi perah atau penggemukan masing-masing berbeda peruntukannya.
"Pakan ternak dengan ramsum formula itu, untuk sapi perah bisa menghasilkan susu lebih banyak dan berkualitas baik. Sedangkan untuk penggemukan bisa menambah bobot harian," katanya.
Berita Terkait
Pemkab Batang tebar benih ikan di sungai jaga populasi
Selasa, 3 September 2024 8:47 Wib
DLH Boyolali berupaya kurangi populasi monyet ekor panjang di lereng Merapi
Jumat, 13 Oktober 2023 21:29 Wib
Pemkab Temanggung terus menambah populasi tanaman kopi
Rabu, 27 September 2023 16:55 Wib
Distan Semarang gandeng komunitas kendalikan populasi kucing liar
Senin, 31 Juli 2023 19:35 Wib
Pemkab Kudus usulkan alokasi vaksin sesuai jumlah populasi ternak
Selasa, 21 Juni 2022 20:17 Wib
Populasi ternak di Kudus cukup penuhi kebutuhan kurban
Kamis, 9 Juni 2022 22:49 Wib
Batang petakan populasi lansia untuk percepatan vaksinasi
Kamis, 18 November 2021 16:47 Wib
Menteri: 180 juta orang perlu vaksin COVID-19 untuk kekebalan populasi
Selasa, 20 Oktober 2020 18:11 Wib