DLH Boyolali berupaya kurangi populasi monyet ekor panjang di lereng Merapi
Boyolali (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah berupaya mengurangi populasi monyet ekor panjang di lereng Gunung Merapi.
Upaya itu dilakukan karena populasi monyet ekor panjang di lereng Gunung Merapi sudah sangat banyak sehingga mengganggu warga di sekitarnya.
"Kalau tidak dikurangi mengganggu warga sekitar di wilayah Boyolali," kata Sekretaris DLH Kabupaten Boyolali Suraji di Boyolali, Jumat.
Ia menyampaikan bahwa serangan monyet ekor panjang tidak hanya dilaporkan terjadi di Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.
Gangguan monyet ekor panjang juga dilaporkan terjadi di daerah lereng Merapi yang lain seperti Musuk, Cepogo, Selo, dan Gladagsari.
Kawanan monyet ekor panjang dilaporkan merusak lahan pertanian dan masuk ke perkampungan penduduk di Dukuh Sudimoro, Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, serta Dukuh Nggobumi, Desa Mriyan, Kecamatan Musuk.
Suraji mengemukakan bahwa populasi monyet ekor panjang dirasa semakin banyak setelah erupsi Merapi tahun 2010.
Kawanan monyet ekor panjang yang turun gunung saat Merapi meletus diduga tidak kembali lagi ke atas, tetapi memilih bertahan dan berkembang biak di daerah lereng.
Setelah jumlahnya bertambah banyak, monyet-monyet itu diperkirakan turun ke lahan-lahan pertanian dan perkampungan warga untuk mencari makan.
Guna mengatasi gangguan monyet ekor panjang, Suraji mengatakan, upaya pengurangan populasi dilakukan dengan menangkap monyet dan memindahkannya ke tempat lain.
Dalam hal ini, ia melanjutkan, warga Desa Sangup di Kecamatan Tamansari menangkap monyet menggunakan perangkap kemudian menyerahkannya ke DLH Kabupaten Boyolali.
DLH Kabupaten Boyolali kemudian menyerahkan monyet tangkapan warga ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, yang akan merelokasi monyet ekor panjang yang habitat yang sesuai.
BKSDA Provinsi Jawa Tengah akan melepaskan monyet ekor panjang tangkapan warga ke Pulau Nusakambangan di Kabupaten Cilacap, yang dinilai punya cukup sumber pakan dan aman untuk kelangsungan hidup satwa liar tersebut
Saat ini ada sekitar 140 monyet ekor panjang dari daerah lereng Gunung Merapi yang akan dilepaskan di Pulau Nusakambangan.
Upaya itu dilakukan karena populasi monyet ekor panjang di lereng Gunung Merapi sudah sangat banyak sehingga mengganggu warga di sekitarnya.
"Kalau tidak dikurangi mengganggu warga sekitar di wilayah Boyolali," kata Sekretaris DLH Kabupaten Boyolali Suraji di Boyolali, Jumat.
Ia menyampaikan bahwa serangan monyet ekor panjang tidak hanya dilaporkan terjadi di Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.
Gangguan monyet ekor panjang juga dilaporkan terjadi di daerah lereng Merapi yang lain seperti Musuk, Cepogo, Selo, dan Gladagsari.
Kawanan monyet ekor panjang dilaporkan merusak lahan pertanian dan masuk ke perkampungan penduduk di Dukuh Sudimoro, Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, serta Dukuh Nggobumi, Desa Mriyan, Kecamatan Musuk.
Suraji mengemukakan bahwa populasi monyet ekor panjang dirasa semakin banyak setelah erupsi Merapi tahun 2010.
Kawanan monyet ekor panjang yang turun gunung saat Merapi meletus diduga tidak kembali lagi ke atas, tetapi memilih bertahan dan berkembang biak di daerah lereng.
Setelah jumlahnya bertambah banyak, monyet-monyet itu diperkirakan turun ke lahan-lahan pertanian dan perkampungan warga untuk mencari makan.
Guna mengatasi gangguan monyet ekor panjang, Suraji mengatakan, upaya pengurangan populasi dilakukan dengan menangkap monyet dan memindahkannya ke tempat lain.
Dalam hal ini, ia melanjutkan, warga Desa Sangup di Kecamatan Tamansari menangkap monyet menggunakan perangkap kemudian menyerahkannya ke DLH Kabupaten Boyolali.
DLH Kabupaten Boyolali kemudian menyerahkan monyet tangkapan warga ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, yang akan merelokasi monyet ekor panjang yang habitat yang sesuai.
BKSDA Provinsi Jawa Tengah akan melepaskan monyet ekor panjang tangkapan warga ke Pulau Nusakambangan di Kabupaten Cilacap, yang dinilai punya cukup sumber pakan dan aman untuk kelangsungan hidup satwa liar tersebut
Saat ini ada sekitar 140 monyet ekor panjang dari daerah lereng Gunung Merapi yang akan dilepaskan di Pulau Nusakambangan.