Kudus (Antaranews Jateng) - Keberadaan Bendungan Logung yang dibangun di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai dirasakan dampaknya, terutama di Kecamatan Jekulo yang semula terdapat beberapa desa langganan banjir, kini mulai berkurang.
"Beberapa lokasi di Kecamatan Jekulo yang sering dilanda banjir tersebar di Desa Sadang, Bulungkulon, Bulung Cangkring, Hadipolo serta Jekulo," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kudus Bergas Catursasi Penanggungan di Kudus, Minggu.
Untuk saat ini, lanjut dia, genangan banjir di lima desa tersebut mulai berkurang.
Meskipun demikian, dia berharap masyarakat tetap menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan tidak ada yang membuang sampah sembarangan, terutama di saluran air agar tidak menjadi penyumbat saluran saat curah hujan tinggi karena bisa menimbulkan genangan banjir.
Kalaupun ada genangan banjir, kata dia, ada di Desa Pladen yang dilintasi aliran sungai dari Pegunungan Patiayam.
Perilaku membuang sampah sembarang memang mengakibatkan banjir, seperti di Desa Kesambi, Kecamtan Mejobo pada Jumat (25/1).
Akibat banyaknya sampah yang menyangkut dua jembatan di desa setempat, mengakibatkan air Sungai Piji melimpas ke pemukiman warga.
"Personel BPBD bersama TNI, Polri dan masyarakat sudah melakukan pengambilan sampah tersebut sehingga air tidak lagi melimpas," ujarnya.
Daerah lain yang terdampak banjir dengan curah hujan tinggi seperti sekarang, yakni di Kecamatan Mejobo, meliputi Desa Mejobo dan Golantepus yang disebabkan karena meluapnya air Sungai Dawe.
Akibatnya, perkampungan warga setempat tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi untuk Desa Mejobo bisa mencapai 20 sentimeter, sedangkan Desa Golantepus bisa mencapai 30-an cm.
Genangan banjir juga terjadi di Desa Kedungdowo dan Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, akibat limpasan air dari Sungai Santren yang mengakibatkan genangan banjir dengan ketinggian antara 20-30 cm.
Desa lain di Kecamatan Kaliwungu yang dilanda banjir, yakni di Desa Mijen, Sidorekso dan Gamong yang disebabkan karena meluapnya air di sungai desa setempat.
Sementara banjir di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, disebabkan karena adanya limpasan air dari Sungai Gondang serta banjir juga melanda Desa Dersalam, Kecamatan Bae.
Banjir yang terjadi di sejumlah lokasi tersebut, bersifat sementara karena akan kembali surut setelah hujan reda serta debit air sungai juga berkurang.
Berdasarkan pemetaan BPBD Kudus, sejumlah daerah rawan banjir tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Undaan, Mejobo, Kaliwungu, Jati dan Jekulo.
Berita Terkait
Keberadaan tol kurangi kepadatan lalu lintas dalam kota Surakarta saat Lebaran2024
Rabu, 17 April 2024 14:22 Wib
Basarnas: Keberadaan kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 belum diketahui
Selasa, 19 Maret 2024 15:01 Wib
BEI Jateng 2 edukasi menanam modal melalui keberadaan galeri investasi
Jumat, 8 Maret 2024 7:53 Wib
Lembaga pembiayaan optimalkan keberadaan agen untuk jangkau pasar
Jumat, 16 Februari 2024 19:56 Wib
Perusahaan bank swasta perkuat keberadaan desa wisata dalam negeri
Rabu, 7 Februari 2024 8:34 Wib
Bupati Klaten akan evaluasi keberadaan perlintasan KA tanpa palang
Senin, 15 Januari 2024 15:15 Wib
Pemkot Surakarta terus tekan keberadaan rumah tidak layak huni
Jumat, 3 Februari 2023 15:05 Wib
UMS tambah keberadaan mahasiswa asing
Senin, 22 Agustus 2022 16:07 Wib