Susur sungai warnai perayaan "Syawalan" di Kudus
Kudus (Antaranews Jateng) - Perayaan "syawalan" sebagai bentuk rasa syukur warga setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan selama sebulan di Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diwarnai dengan susur sungai dengan perahu, Jumat.
Tradisi susur sungai di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus itu, biasa disebut sebagai "Lomban Praon". Warga menyusuri sungai tersebut dengan menggunakan perahu kayu.
Warga yang berkesempatan menaiki perahu bisa menyusuri sungai sepanjang 600 meter lebih dengan hanya membayar Rp10.000 per orang.
Ketua Panitia Susur Sungai Dwi Anto Setiyawan mengungkapkan tradisi susur sungai untuk meramaikan Lebaran Ketupat yang jatuh setiap sepekan setelah Idul Fitri.
Ia mengatakan tradisi tersebut telah ada sejak puluhan tahun silam sehingga perlu dilestarikan karena bisa menjadi daya tarik wisata Desa Kesambi.
Kegiatan susur sungai tersebut, lanjut dia, dinantikan warga karena bisa menikmati susur sungai dengan naik perahu kayu berjarak hingga ratusan meter.
"Karena Kudus tidak memiliki laut, tentunya bisa naik perahu merupakan kesempatan langka," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, kesempatan menaiki perahu di sungai yang memiliki lebar 10 meteran itu hanya pada Jumat ini.
Bagi warga yang hendak merasakan naik perahu, katanya, harus membayar karcis Rp10.000 per orang.
Dalam rangka menjamin keamanan pengunjung, panitia penyelenggara juga menggandeng Tim SAR dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kudus. Personel tim itu diterjunkan dengan menggunakan perahu karet guna pengamanan kegiatan tersebut.
Sunar, salah seorang pengunjung asal Jekulo, Kudus, mengaku sengaja datang ke Desa Kesambi karena ingin mengetahui tradisi susur sungai tersebut.
Dirinya merasa beruntung karena bersama keluarganya bisa naik perahu pada acara tradisi yang dianggapnya sebagai langka itu.
Tradisi susur sungai di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus itu, biasa disebut sebagai "Lomban Praon". Warga menyusuri sungai tersebut dengan menggunakan perahu kayu.
Warga yang berkesempatan menaiki perahu bisa menyusuri sungai sepanjang 600 meter lebih dengan hanya membayar Rp10.000 per orang.
Ketua Panitia Susur Sungai Dwi Anto Setiyawan mengungkapkan tradisi susur sungai untuk meramaikan Lebaran Ketupat yang jatuh setiap sepekan setelah Idul Fitri.
Ia mengatakan tradisi tersebut telah ada sejak puluhan tahun silam sehingga perlu dilestarikan karena bisa menjadi daya tarik wisata Desa Kesambi.
Kegiatan susur sungai tersebut, lanjut dia, dinantikan warga karena bisa menikmati susur sungai dengan naik perahu kayu berjarak hingga ratusan meter.
"Karena Kudus tidak memiliki laut, tentunya bisa naik perahu merupakan kesempatan langka," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, kesempatan menaiki perahu di sungai yang memiliki lebar 10 meteran itu hanya pada Jumat ini.
Bagi warga yang hendak merasakan naik perahu, katanya, harus membayar karcis Rp10.000 per orang.
Dalam rangka menjamin keamanan pengunjung, panitia penyelenggara juga menggandeng Tim SAR dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kudus. Personel tim itu diterjunkan dengan menggunakan perahu karet guna pengamanan kegiatan tersebut.
Sunar, salah seorang pengunjung asal Jekulo, Kudus, mengaku sengaja datang ke Desa Kesambi karena ingin mengetahui tradisi susur sungai tersebut.
Dirinya merasa beruntung karena bersama keluarganya bisa naik perahu pada acara tradisi yang dianggapnya sebagai langka itu.