Wonosobo, ANTARA JATENG - Kawasan hutan Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mulai ditanami teh sebagai tindak lanjut penandatanganan kerja sama antara PT Tambi, Perum Perhutani KPH Kedu Utara, dan enam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH).
Tanam perdana teh bersama Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Administratur Perhutani Kedu Utara Erwin serta sejumlah pejabat Pemkab Wonosobo dilakukan di kawasan Bukit Sikunir, Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Rabu.
Direktur PT Tambi Agus Wibowo menjelaskan tujuan kerja sama tripartit tersebut untuk mengimplemantasikan pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat melalui tanaman teh secara terpadu untuk mencapai fungsi dan manfaat secara optimal serta proporsional.
Selain itu, Agus juga berharap kerja sama sinergis tersebut dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat setempat dengan membuka lapangan kerja baru melalui budi daya teh di bawah tanaman tegakan.
"Tujuan ketiga dari kerja sama tripartit ini adalah untuk memperoleh nilai tambah dari budi daya tanaman teh pola pemberdayaan hutan bersama masyarakat dengan tetap mempertahankan kaidah pengelolaan hutan secara lestari," katanya.
Sebagai langkah awal, katanya PT Tambi menanam tidak kurang dari 30 ribu bibit teh di enam lokasi. Selain Resor Pemangku Hutan (RPH) Dieng di kawasan Bukit Sikunir dengan LMDH Giri Tirto Desa Sembungan, penanaman perdana juga dilakukan di RPH Sigedang, Desa Tambi, RPH Anggrunggondok Desa Tlogojati dan Desa Damarkasiyan serta RPH Kleseman Desa Pulosaren, Kepil.
Ia mengatakan di masing - masing lokasi tersebut, PT Tambi menanam demplot seluas 1 hektare dari luasan lahan baku antara 8,8 hingga 29,7 hektare.
Tidak hanya dalam penanaman saja, katanya bentuk kerja sama yang dijalin juga dalam kegiatan pemeliharaan, pengamanan, pemanenan, hingga bagi hasil panen.
"Peran perhutani dalam kerja sama ini adalah sebagai pihak penyedia lahan, sementara petani LMDH adalah pemilik usaha budi daya yang membiayai dan memperoleh manfaat budi daya teh," katanya.
Ia menyebutkan dari hasil kerja sama tersebut, nantinya para petani penggarap akan memperoleh bagi hasil sebesar 70 persen, perhutani 25 persen, dan LMDH 2,5 persen.
"Sisa 2,5 persen untuk pemerintah desa setempat sebagai salah satu sumber penghasilan asli desa," katanya.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo menyambut baik kerja sama antara PT Tambi, Perum Perhutani KPH Kedu Utara, dan enam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH).
Ia berharap agar ada komitmen dan konsistensi sehingga nantinya hasil yang menjadi target akan dapat tercapai sesuai harapan.
Administratur Kedu Utara Erwin mengaku adanya penanaman teh dan tanaman hutan di enam kawasan lindung tersebut menjadi bagian dari konservasi dan pelestarian hutan yang mampu memberikan nilai tambah bagi semua pihak terkait.
"Rata-rata penanaman dilakukan di lahan yang memang selama ini kurang optimal pemanfaatannya sehingga adanya teh dan tanaman tegakan akan lebih memberikan manfaat," katanya.