Jimly : Umat Islam harus menjadi Contoh Terdepan Menjaga Ketertiban dan Keamanan Masyarakat
Jakarta, ANTARA JATENG - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie SH meminta umat Islam agar pada saat Pilkada serentak, 15 Februari 2017 bisa menggunakan hak pilihnya sesuai dengan aspirasinya masing-masing.
"Jangan ada yang golongan putih, gunakan hak pilih anda untuk memilih pemimpin yang amanah, beriman, bertakwa dan dapat menjadi pemimpin bagi semua golongan," kata Jimly Asshiddiqie di Jakarta, Kamis.
Dia menekankan, jika umat Islam ingin mendapatkan pemimpin yang dapat memimpin daerahnya dan mampu menjaga keyakinannya, maka harus ditempuh dengan jalan konstitusional lewat Pilkada, dan bukan yang lainnya.
"Kita sudah sepakat untuk memilih sistem demokrasi sebagai cara berbangsa dan bernegara, maka pilkada adalah jalan yang harus kita tempuh suka atau tidak, " tegasnya.
Jimly juga berharap, persaingan di dalam Pilkada serentak 2017 ini jangan sampai mengganggu kerukunan antarumat beragama dan antaretnis yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk.
"Kita semua punya kewajiban untuk mengawal dan mengawasi jalannya pilkada agar berjalan bersih dan bebas dari kecurangan," katanya.
Menurut dia, akhir-akhir ini menjelang pilkada, tensi politik semakin meningkat di masyarakat termasuk di dunia maya, melalui media sosial mengalir berbagai isu yang memanaskan situasi bahkan tidak sedikit yang menyebar informasi tidak benar alias hoaks.
"Lebih parahnya terdapat informasi yang menjurus kepada ujaran kebencian (hate speech) dan berpotensi memecah-belah masyarakat termasuk umat beragama di Tanah Air. Karena itu, saya meminta sekali lagi, umat Islam harus menjadi contoh terdepan yang menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat," kata Jimly.
Dia mengatakan para cendekiawan harus mampu membimbing rakyat dengan intelektualitas agar bisa memilih pemimpin yang benar-benar mendapat simpati rakyat dan mampu menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Seperti apa pun hiruk pikuk kampanye, yang jelas pemenangnya adalah mereka yang dipilih karena paling disenangi oleh masyarakat. Karena itu, para calon harus merebut simpati masyarakat dengan menunjukkan bahwa dirinya memang pantas untuk dipilih sebagai pemimpin, "kata Jimly.
(Baca juga: Di anggap melonggar, ICMI minta kebijakan tenaga kerja asing dievaluasi)
"Jangan ada yang golongan putih, gunakan hak pilih anda untuk memilih pemimpin yang amanah, beriman, bertakwa dan dapat menjadi pemimpin bagi semua golongan," kata Jimly Asshiddiqie di Jakarta, Kamis.
Dia menekankan, jika umat Islam ingin mendapatkan pemimpin yang dapat memimpin daerahnya dan mampu menjaga keyakinannya, maka harus ditempuh dengan jalan konstitusional lewat Pilkada, dan bukan yang lainnya.
"Kita sudah sepakat untuk memilih sistem demokrasi sebagai cara berbangsa dan bernegara, maka pilkada adalah jalan yang harus kita tempuh suka atau tidak, " tegasnya.
Jimly juga berharap, persaingan di dalam Pilkada serentak 2017 ini jangan sampai mengganggu kerukunan antarumat beragama dan antaretnis yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk.
"Kita semua punya kewajiban untuk mengawal dan mengawasi jalannya pilkada agar berjalan bersih dan bebas dari kecurangan," katanya.
Menurut dia, akhir-akhir ini menjelang pilkada, tensi politik semakin meningkat di masyarakat termasuk di dunia maya, melalui media sosial mengalir berbagai isu yang memanaskan situasi bahkan tidak sedikit yang menyebar informasi tidak benar alias hoaks.
"Lebih parahnya terdapat informasi yang menjurus kepada ujaran kebencian (hate speech) dan berpotensi memecah-belah masyarakat termasuk umat beragama di Tanah Air. Karena itu, saya meminta sekali lagi, umat Islam harus menjadi contoh terdepan yang menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat," kata Jimly.
Dia mengatakan para cendekiawan harus mampu membimbing rakyat dengan intelektualitas agar bisa memilih pemimpin yang benar-benar mendapat simpati rakyat dan mampu menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.
"Seperti apa pun hiruk pikuk kampanye, yang jelas pemenangnya adalah mereka yang dipilih karena paling disenangi oleh masyarakat. Karena itu, para calon harus merebut simpati masyarakat dengan menunjukkan bahwa dirinya memang pantas untuk dipilih sebagai pemimpin, "kata Jimly.
(Baca juga: Di anggap melonggar, ICMI minta kebijakan tenaga kerja asing dievaluasi)