Bapak Mikroelektronika Indonesia Dikenang Google Indonesia
Jakarta, Antara Jateng - Siapapun hari ini membuka laman mesin pencarian
Google, maka akan melihat wajah seorang pria bergaya lukisan tangan.
Siapakan lelaki yang wajahnya ditempatkan di lokasi terhormat laman
Google Indonesia itu?
Dia adalah Prof DR Samaun Samadikun, yang dikenal juga sebagai Bapak Mikroelektronika Indonesia.
Pernah menjadi ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Samaun salah satu alumnus ITB Bandung yang menorehkan dasar-dasar ilmu pengetahuan rekayasa elektronika Indonesia yang sangat penting, bahkan untuk ukuran dunia karena ia memiliki hak paten nomor 3,888,708 di Amerika Serikat (AS) untuk temuan silikon elektro bersama KD Wise dari Universitas Stanford.
Laman www.goodnewsfromindonesia.com dari Jakarta hari ini mencatat, guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung kelahiran Magetan, Jawa Timur, pada 15 April 1931 itu bercita-cita Kota Bandung menjadi kota chip di Indonesia layaknya Silicon Valley di Kalifornia Selatan, AS. Chip dan mikrochip adalah unsur pokok produk elektronika.
Di ASEAN, dia mendapat penghargaan The 1998 Award of the ASEAN, atas dedikasinya pada dunia ilmu pengetahuan. Ia juga mendapat penghargaan Adhikara Rekayasa pada 1984 dan medali Pengabdi Ilmiah Nasional pada 1978 dari pemerintah Indonesia.
Pada masanya, dia memprakarsai program Bandung High Technology Valley dan mendorong investasi global untuk industri elektronika Indonesia, dan mengupayakan agar industri elektronika Indonesia bisa lebih berorientasi ekspor agar bisa menghasilkan devisa bagi negara.
Juga membuka lebih banyak lapangan kerja pada kelas yang lebih tinggi lagi. Ia juga bercita-cita agar Kota Bandung bisa menjadi Kota Chip. Salah satu hasilnya, Lembaga Elektronika Nasional (LEN) di Bandung yang didirikan Samaun Samadikun.
Ia juga turut menulis banyak publikasi ilmiah nasional maupun internasional dalam bidang tunnel diodes, instrumentasi nuklir, fabrikasi integrated circuit (IC), energi, industri elektronika, dan pendidikan serta editor buku Mikroelektronika.
Samaun Samadikun meninggal di usia 75 tahun pada 15 November 2006, jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Dia adalah Prof DR Samaun Samadikun, yang dikenal juga sebagai Bapak Mikroelektronika Indonesia.
Pernah menjadi ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Samaun salah satu alumnus ITB Bandung yang menorehkan dasar-dasar ilmu pengetahuan rekayasa elektronika Indonesia yang sangat penting, bahkan untuk ukuran dunia karena ia memiliki hak paten nomor 3,888,708 di Amerika Serikat (AS) untuk temuan silikon elektro bersama KD Wise dari Universitas Stanford.
Laman www.goodnewsfromindonesia.com dari Jakarta hari ini mencatat, guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung kelahiran Magetan, Jawa Timur, pada 15 April 1931 itu bercita-cita Kota Bandung menjadi kota chip di Indonesia layaknya Silicon Valley di Kalifornia Selatan, AS. Chip dan mikrochip adalah unsur pokok produk elektronika.
Di ASEAN, dia mendapat penghargaan The 1998 Award of the ASEAN, atas dedikasinya pada dunia ilmu pengetahuan. Ia juga mendapat penghargaan Adhikara Rekayasa pada 1984 dan medali Pengabdi Ilmiah Nasional pada 1978 dari pemerintah Indonesia.
Pada masanya, dia memprakarsai program Bandung High Technology Valley dan mendorong investasi global untuk industri elektronika Indonesia, dan mengupayakan agar industri elektronika Indonesia bisa lebih berorientasi ekspor agar bisa menghasilkan devisa bagi negara.
Juga membuka lebih banyak lapangan kerja pada kelas yang lebih tinggi lagi. Ia juga bercita-cita agar Kota Bandung bisa menjadi Kota Chip. Salah satu hasilnya, Lembaga Elektronika Nasional (LEN) di Bandung yang didirikan Samaun Samadikun.
Ia juga turut menulis banyak publikasi ilmiah nasional maupun internasional dalam bidang tunnel diodes, instrumentasi nuklir, fabrikasi integrated circuit (IC), energi, industri elektronika, dan pendidikan serta editor buku Mikroelektronika.
Samaun Samadikun meninggal di usia 75 tahun pada 15 November 2006, jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.