Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengkampanyekan gerakan tanam cabai dan sayuran secara mandiri atau memanfaatkan lahan kosong yang berada di lingkungan rumah sebagai upaya membantu mengurangi dampak kenaikan harga komoditas rasa pedas tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Pekalongan Supriono di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh menurunnya pasokan dari daerah penghasil akibat cuaca buruk.
"Musim hujan menyebabkan banyak hasil panen cabai membusuk atau tidak optimal. Beberapa daerah juga sudah memasuki masa tanam sehingga produksi cabai menurun dan harga komoditas ini juga ikut naik," katanya.
Ia mengatakan pemerintah mendorong masyarakat untuk melakukan gerakan tanam cabai dan sayuran di pekarangan rumah karena hal itu bisa membantu memenuhi kebutuhan warga saat harga komoditas itu naik.
"Dengan menanam cabai dan sayur sendiri, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan mereka secara mandiri dan tidak terlalu bergantung pada pasar, terutama saat harga komoditas tertentu sedang naik," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Perdagangan Fitria Yuliani kartika mengatakan saat ini harga kebutuhan pokok masyarakat masih relatif stabil, kecuali cabai yang mengalami lonjakan harga yang signifikan.
"Beberapa kebutuhan pokok naik sedikit seperti daging ayam ras, minyak goreng, dan bawang merah. Namun, untuk cabai, kenaikannya mencapai 100-150 persen karena disebabkan penurunan hasil panen dari daerah pemasok," katanya.
Harga sejumlah komoditas antara lain beras medium Rp14 ribu per kilogram, beras premium Rp16.500 per kilogram, beras SPHP Rp12.500 per kilogram, gula pasir Rp17.500 per kilogram, telur ayam Rp27 ribu per kilogram, daging ayam ras semula Rp36.800/ kilogram naik menjadi Rp38.800/ kilogram, dan daging sapi Rp139 ribu per kilogram.
Kemudian, minyak goreng curah Rp17.500 per liter, cabai merah keriting semula Rp24.800 per kilogram naik menjadi Rp65 ribu per kilogram, cabai merah besar semula Rp24 ribu per kilogram naik menjadi Rp45 ribu per kilogram, cabai rawit hijau semula Rp16 ribu per kilogram naik menjadi Rp41 ribu/ kilogram, dan cabai rawit merah semula Rp32 ribu per kilogram naik menjadi Rp90 ribu per kilogram.
Menurut dia, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga kebutuhan pokok, pihaknya rutin melakukan pantauan harga di tiga pasar yaitu Pasar Grogolan, Pasar Sorogenen, dan Pasar Banyurip.
"Selain itu, bersama tim pengendali inflasi daerah, kami mendorong masyarakat melakukan gerakan tanam cabai dan sayuran di rumah," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan temukan 1.016 kasus TBC selama 2024