Banjarnegara (ANTARA) - Pegiat Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Teguh Suprapto memperkirakan harga cabai rawit merah segera turun dalam satu hingga dua pekan ke depan.
"Itu karena pasokan mulai ada, daerah dataran rendah yang aman seperti Kediri dan beberapa wilayah Jawa Timur mulai panen raya," kata Teguh Suprapto di Banjarnegara, Senin.
Ia mengakui dalam beberapa pekan terakhir terjadi kenaikan harga berbagai jenis cabai di tingkat petani yang berdampak pada lonjakan harga di pasaran.
Dalam hal ini, harga cabai rawit merah di tingkat petani pada pekan kedua bulan Januari 2025 berkisar Rp70.000-Rp75.000 per kilogram, sedangkan harga cabai merah keriting yang dihasilkan petani di wilayah atas Banjarnegara mencapai Rp55.000/kg.
Menurut dia, kenaikan harga cabai tersebut disebabkan oleh faktor hujan yang terjadi selama lima hari berturut-turut pada pertengahan bulan November 2024.
"Akibatnya, tanaman cabai di wilayah bawah yang tergenang air, sekitar 40 persen rusak. Terus yang di wilayah atas, yang terkena cuaca ekstrem, juga terkena layu fusarium, yakni perakarannya mati sehingga atasnya ikut mati," katanya.
Ia mengatakan tanaman cabai di wilayah bawah Banjarnegara yang mengalami kerusakan tersebar di Kecamatan Bawang serta sebagian Karangkobar dan Wanayasa.
Kendati demikian, dia mengaku bersyukur karena pihaknya masih mampu mengirim pasokan cabai merah keriting keluar wilayah Banjarnegara dalam jumlah besar.
"Semalam masih bisa kirim lebih dari satu ton cabai merah keriting," katanya.
Lebih lanjut, dia memperkirakan harga berbagai jenis cabai akan kembali normal saat bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1446 H jika melihat kondisi pertanaman yang ada saat sekarang.
Kendati demikian, dia mengatakan hal itu tergantung pada perkembangan cuaca dalam beberapa pekan ke depan.
Menurut dia, hal itu berkaca dari penataan penanaman cabai untuk kebutuhan Natal dan tahun baru telah ditata semaksimal mungkin untuk menjaga ketersediaan komoditas tersebut di pasaran.
"Namun ternyata Allah menurunkan hujan selama lima hari berturut-turut, sehingga pertanian di lapangan berubah. Namun hal itu juga merupakan kehendak Allah untuk memberikan kebahagiaan bagi petani cabai agar bisa menikmati harga tinggi setelah sempat anjlok selama empat bulan," katanya.
Terkait dengan hal itu, Teguh mengatakan pihaknya selaku Champion Cabai binaan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian bekerja sama dengan kelompok tani mendapatkan tugas untuk menjual cabai dengan harga petani guna membantu masyarakat, khususnya di Banjarnegara.
Baca juga: Cabai olahan bisa jadi alternatif saat harga mahal