Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menempatkan delapan tandon air berkapasitas 5.000 liter di desa terdampak kekeringan, sebagai salah satu upaya mengatasi kesulitan air bersih warga desa setempat.
"Dengan adanya tandon air tersebut, diharapkan warga tidak perlu lagi menunggu distribusi air bersih dari BPBD datang ke lokasi, cukup mereka mengambil air dari tandon air yang disediakan di desa mereka," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus Mundir di Kudus, Selasa.
Sehingga, kata dia, warga masih bisa beraktivitas sehari-hari tanpa khawatir kekurangan air bersih, karena tidak perlu lagi berebut antre mendapatkan suplai air bersih dari truk tangki.
Meskipun sudah tersedia tandon air, dia berharap, warga tetap hemat dalam penggunaan air, mengingat prediksi musim kemarau masih berlangsung hingga pertengahan Oktober 2024.
Penempatan tandon air, imbuh dia, disesuaikan kebutuhan dan BPBD Kudus juga masih memungkinkan menambah, karena stok tandon yang tersedia sebelumnya ada 20 buah yang merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sementara yang sudah disediakan tandon air, kata dia, terdapat di empat desa dengan delapan tandon yang saat ini membutuhkan suplai air bersih.
Di antaranya Desa Kedungdowo dua buah, Desa Kalirejo ada dua buah, Desa Glagahwaru satu buah, dan Desa Setrokalangan ada tiga buah.
Dari empat desa yang terdampak kekeringan, tercatat ada 602 keluarga atau 1.566 jiwa yang terdampak. Sedangkan suplai air bersih yang tersalurkan hingga hari ini (24/9) sebanyak 165.000 liter.
Keempat desa terdampak tersebut, yakni Desa Kalirejo dan Glagahwaru (Kecamatan Undaan) serta Desa Kedungdowo dan Setrokalangan (Kecamatan Undaan).
Baca juga: Empat desa di Kudus mulai kesulitan air bersih
Baca juga: Empat desa di Kudus mulai kesulitan air bersih