Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan, sehingga masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Berdasarkan informasi dinamika atmosfer tanggal 4 Juli 2024, hingga saat ini masih ada dua faktor yang berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jateng selatan," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Kamis.
Ia mengatakan dua faktor tersebut meliputi Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada di Fase 3 atau Indian Ocean, sehingga berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Selain MJO, kata dia, keberadaan gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial di sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian utara dan selatan, Sulawesi bagian selatan, serta Maluku turut berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jateng bagian selatan.
Lebih lanjut, dia mengatakan secara umum saat sekarang telah memasuki musim kemarau, namun hal itu bukan berarti selama musim kemarau tidak ada hujan.
Dalam kondisi normal, kata dia, hujan tetap berpotensi terjadi selama musim kemarau meskipun dengan intensitas ringan.
"Akan tetapi, dengan kondisi dinamika atmosfer berupa MJO dan gelombang Rossby Ekuatorial, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan," katanya.
Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin kencang seiring dengan adanya potensi cuaca ekstrem pada musim kemarau.
Berita Terkait
![Dinperindag Banyumas pantau perkembangan harga kedelai impor](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/05/20/cek-kedelai.jpeg)
Dinperindag Banyumas pantau perkembangan harga kedelai impor
Senin, 20 Mei 2024 14:52 Wib
![PTIS didorong ikuti perkembangan teknologi](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/04/30/uin.jpg)
PTIS didorong ikuti perkembangan teknologi
Selasa, 30 April 2024 15:49 Wib
![Pengamat ISI: musik etnik alami perkembangan luar biasa](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/03/09/ISI-Gombloh.jpg)
Pengamat ISI: musik etnik alami perkembangan luar biasa
Minggu, 10 Maret 2024 6:16 Wib
![Wali Kota Semarang ingin generasi muda paham sejarah kotanya](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/03/06/ita-ziarah.jpg)
Wali Kota Semarang ingin generasi muda paham sejarah kotanya
Kamis, 7 Maret 2024 8:42 Wib
![Prodi S1 Statistika Unsoed, kontribusi dalam kemajuan teknologi seiring perkembangan zaman](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/02/29/gerbang.jpeg)
Prodi S1 Statistika Unsoed, kontribusi dalam kemajuan teknologi seiring perkembangan zaman
Kamis, 29 Februari 2024 17:08 Wib
![Presiden minta TNI-Polri amati perkembangan teknologi dalam perang](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/02/28/Screenshot_20240228-123042_YouTube.jpg)
Presiden minta TNI-Polri amati perkembangan teknologi dalam perang
Rabu, 28 Februari 2024 12:59 Wib
![PWI Surakarta: Kemitraan penting untuk perkembangan pers](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/02/09/PWI-HPN.jpg)
PWI Surakarta: Kemitraan penting untuk perkembangan pers
Jumat, 9 Februari 2024 16:26 Wib
![Perkembangan kasus penganiayaan oknum TNI di Boyolali](https://cdn.antaranews.com/cache/160x107/2024/01/16/IMG_20240105_212251.jpg)
Perkembangan kasus penganiayaan oknum TNI di Boyolali
Selasa, 16 Januari 2024 20:54 Wib