Magelang (ANTARA) - Status gizi balita di Kota Magelang berdasarkan berat badan/umur (BB/U) dengan kategori kurang mengalami penurunan dari 80,6 persen menjadi 57,2 persen, kata Ketua TP PKK Kota Magelang Niken Ichtiaty Nur Aziz.
"Sebelum ada Program Ceting Emas (Cegah Stunting Emak-emak Magelang Sehat), status gizi balita yang tercukupi (normal) hanya sekitar lima persen," katanya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Selasa.
Program Ceting Emas diinisiasi oleh TP PKK Kota Magelang bekerja sama dengan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK).
Ia mengatakan hal itu pada kegiatan Desiminasi Hasil Kegiatan Program Ceting Emas Tahap II Kerja Sama TP PKK dan YDKK Tahun 2024 di Gedung Wanita Kota Magelang, Senin (10/6).
Setelah program tersebut dilaksanakan, tepatnya pada bulan pertama, ujarnya, ada kenaikan status gizi balita menjadi 15,6 persen. Pada bulan kedua naik menjadi 16,7 persen dan bulan ketiga menjadi 30 persen.
"Melihat grafik ada peningkatan, pemberian Program Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan TP PKK dan YDKK secara signifikan menurunkan nilai stunting di Kota Magelang baik balita maupun ibu hamil KEK," katanya.
Ia mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung program tersebut.
Dia berharap, program ini bisa ditiru dan dilanjutkan instansi terkait yang menangani stunting.
Perwakilan YDKK, Wawan mengungkapkan, penanggulangan stunting membutuhkan kerja sama yang mantap.
Ia mengakui penanganan kasus itu sebagai hal yang tidak mudah, tetapi pihaknya bersama TP PKK Kota Magelang sudah berupaya seoptimal mungkin.
"Anak-anak kita jadi lebih tinggi, berat badan naik dan tumbuh sehat," katanya.
Ia mengharapkan Program Ceting Emang menjadi pioner dan pembelajaran bagi daerah lain.
Wakil Wali Kota Magelang KH M Mansyur mengapresiasi pelaksanaan program itu melalui kerja sama TP PKK dan YDKK.
"Ini bukti kalau banyak pihak bersama pemerintah berkomitmen menanggulangi stunting secara serius," katanya.
Menurut dia, stunting itu persoalan prioritas nasional yang harus segera dituntaskan, selain kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
Pada 2024, angka stuntung harus turun signifikan sehingga perlu kolaborasi yang mantap.
"Mari kita bergotong royong menangani stunting," ujar Kiai Mansyur.