Delapan kelompok wayang orang berbagai daerah tampil di Semarang
Semarang (ANTARA) - Delapan kelompok wayang orang dari berbagai daerah tampil pada Festival Wayang Orang Indonesia 2023 yang berlangsung di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, 18-22 Oktober.
"Kami menghadirkan delapan kelompok wayang orang yang masih eksis dan survive di Indonesia," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho, di Semarang, Rabu malam.
Kelompok wayang orang itu di antaranya Wayang Orang Bharata dari Jakarta, Wayang Orang Sriwedari (WOS) dan Wayang Orang Surya Sumirat Mangkunegaran dari Solo, serta dari Magelang, Surabaya, Yogyakarta, dan Bali.
"Tak ketinggalan, Wayang Orang Ngesti Pandowo yang bermarkas di Semarang dan masih berkarya hingga saat ini, meskipun sudah hampir sembilan dekade sejak didirikan pada 1937 di Madiun, Jawa Timur," katanya.
Di sela pembukaan Festival Wayang Orang Indonesia 2023, Wing menjelaskan bahwa setiap hari ada dua wayang orang yang tampil sehingga masyarakat, khususnya anak-anak bisa mengetahui beragam kesenian wayang dari berbagai daerah.
"Tujuan festival ini agar budaya adiluhung bisa dilestarikan, dikenalkan kepada anak-anak sehingga mereka paham bahwa budaya kita tidak kalah dengan budaya asing, seperti Jepang dan Korea Selatan," katanya.
Ke depan, Wing berharap festival wayang orang tersebut bisa menjadi agenda rutin bukan hanya di Semarang, tetapi juga di daerah-daerah yang memiliki kesenian wayang orang atau memiliki perhatian terhadap pelestarian kesenian.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan bahwa kebudayaan dan kesenian, termasuk wayang orang perlu dipertahankan karena menjadi kekuatan sebuah negara.
"Kekuatan utama sebuah negara, terutama kota jika kebudayaan tetap dipertahankan. Korea Selatan, Jepang, dan semua negara maju juga masih mempertahankan kebudayaan," katanya.
Demikian pula, kata dia, Pemerintah Kota Semarang menganggap bahwa kebudayaan merupakan warisan yang sarat nilai spiritual, nilai perjuangan, dan nilai-nilai lainnya untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
"Dengan adanya festival ini, Semarang sebagai sebuah kota sudah menunjukkan upaya melestarikan budaya. Kami akan terus berkiprah untuk pelestarian kebudayaan," katanya.
Apalagi, kata dia, Kota Semarang pernah memiliki budayawan besar yakni Ki Narto Sabdo yang namanya diabadikan sebagai nama gedung kesenian di TBRS yang menjadi tempat Festival Wayang Orang Indonesia 2023.
"Ki Narto Sabdo adalah cikal bakal pelestarian wayang. Generasi Z harus paham soal wayang. Ke depan, saya kira budayawan sudah harus mulai mengembangkan kebudayaan agar bisa diterima semua kalangan," katanya.
Baca juga: Semarang siap gelar Festival Wayang Orang Indonesia 2023
"Kami menghadirkan delapan kelompok wayang orang yang masih eksis dan survive di Indonesia," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Wing Wiyarso Poespojoedho, di Semarang, Rabu malam.
Kelompok wayang orang itu di antaranya Wayang Orang Bharata dari Jakarta, Wayang Orang Sriwedari (WOS) dan Wayang Orang Surya Sumirat Mangkunegaran dari Solo, serta dari Magelang, Surabaya, Yogyakarta, dan Bali.
"Tak ketinggalan, Wayang Orang Ngesti Pandowo yang bermarkas di Semarang dan masih berkarya hingga saat ini, meskipun sudah hampir sembilan dekade sejak didirikan pada 1937 di Madiun, Jawa Timur," katanya.
Di sela pembukaan Festival Wayang Orang Indonesia 2023, Wing menjelaskan bahwa setiap hari ada dua wayang orang yang tampil sehingga masyarakat, khususnya anak-anak bisa mengetahui beragam kesenian wayang dari berbagai daerah.
"Tujuan festival ini agar budaya adiluhung bisa dilestarikan, dikenalkan kepada anak-anak sehingga mereka paham bahwa budaya kita tidak kalah dengan budaya asing, seperti Jepang dan Korea Selatan," katanya.
Ke depan, Wing berharap festival wayang orang tersebut bisa menjadi agenda rutin bukan hanya di Semarang, tetapi juga di daerah-daerah yang memiliki kesenian wayang orang atau memiliki perhatian terhadap pelestarian kesenian.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan bahwa kebudayaan dan kesenian, termasuk wayang orang perlu dipertahankan karena menjadi kekuatan sebuah negara.
"Kekuatan utama sebuah negara, terutama kota jika kebudayaan tetap dipertahankan. Korea Selatan, Jepang, dan semua negara maju juga masih mempertahankan kebudayaan," katanya.
Demikian pula, kata dia, Pemerintah Kota Semarang menganggap bahwa kebudayaan merupakan warisan yang sarat nilai spiritual, nilai perjuangan, dan nilai-nilai lainnya untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
"Dengan adanya festival ini, Semarang sebagai sebuah kota sudah menunjukkan upaya melestarikan budaya. Kami akan terus berkiprah untuk pelestarian kebudayaan," katanya.
Apalagi, kata dia, Kota Semarang pernah memiliki budayawan besar yakni Ki Narto Sabdo yang namanya diabadikan sebagai nama gedung kesenian di TBRS yang menjadi tempat Festival Wayang Orang Indonesia 2023.
"Ki Narto Sabdo adalah cikal bakal pelestarian wayang. Generasi Z harus paham soal wayang. Ke depan, saya kira budayawan sudah harus mulai mengembangkan kebudayaan agar bisa diterima semua kalangan," katanya.
Baca juga: Semarang siap gelar Festival Wayang Orang Indonesia 2023