OJK Purwokerto belum temukan rekening terindikasi untuk judi daring
Purwokerto (ANTARA) - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto hingga saat ini belum menemukan rekening nasabah bank di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah yang terindikasi digunakan untuk aktivitas ilegal khususnya judi online atau daring.
"Kalau indikasinya, saya belum tahu ya karena rata-rata judi online itu basisnya di sekitaran Jakarta, kota-kota yang besar. Nanti kami cek karena kalau terkait judi online, saya belum dapat laporan," kata Kepala Kantor OJK Purwokerto Riwin Mirhardi usai acara Ngobrol Santai (Ngobras) Bareng Wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Tetapi jika berkaitan dengan penipuan dan sebagainya, kata dia, ada beberapa bank yang sudah melakukan pemblokiran rekening.
Disinggung mengenai adanya indikasi pejudi daring memanfaatkan Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), dia mengatakan Laku Pandai hanyalah kanal semacam anjungan tunai mandiri (ATM).
'"Biasanya 'kan begini, orang membayarnya lewat Laku Pandai, tetapi rekening tujuannya bukan di Laku Pandai, rekening tujuannya di tempat yang lain. Nah rekening di tempat yang lain itu yang bisa diadukan ke kami," katanya pula.
Dalam hal ini, kata dia, pemblokiran hanya dapat dilakukan terhadap rekening tujuan pembayaran judi daring bukan terhadap fasilitasnya.
Menurut dia, fasilitas pembayaran dapat berupa Laku Pandai, ATM, mobile banking, dan layanan perbankan di minimarket.
Ia mengatakan fasilitas seperti Laku Pandai dan ATM itu untuk semua orang, sehingga siapa pun dapat melakukan transaksi pembayaran dan sebagainya melalui fasilitas-fasilitas tersebut.
"Dengan demikian dalam kasus judi online, bukan Laku Pandai, mobile banking, atau ATM-nya yang diblokir, tetapi rekening tujuannya yang diblokir," ujarnya pula.
Sementara dalam Ngobras Bareng Wartawan, Riwin memaparkan kondisi sektor jasa keuangan di wilayah eks Keresidenan Banyumas hingga bulan Juli 2023 yang dinilai tetap stabil dengan kinerja positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Menurut dia, hal itu digambarkan melalui sejumlah indikator keuangan yang menunjukkan tren positif, terutama di sektor perbankan di tengah masih tingginya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.
"Khusus untuk perkembangan sektor perbankan pada posisi Juli 2023, kinerja perbankan dari sisi aset, DPK, dan kredit di eks Keresidenan Banyumas mencatatkan pertumbuhan positif, yaitu aset sebesar Rp50 triliun meningkat 4,54 persen (yoy), dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp41 triliun meningkat 1,89 persen (yoy), dan kredit sebesar Rp41 triliun meningkat 13,57 persen (yoy)," katanya pula.
Perkembangan BPR
Selanjutnya, kata dia, perkembangan bank perekonomian rakyat (BPR) maupun BPR syariah di wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto per Juli 2023 secara yoy aset dan DPK BPR/S tercatat tumbuh masing-masing sebesarRp9.886 miliar meningkat 3,78 persen dan sebesar Rp6.235 miliar meningkat 0,48 persen, sementara kredit mencatatkan penurunan sebesar Rp6.137 miliar atau menurun minus 0,56 persen.
Menurut dia, NPL tercatat sebesar 14,84 persen atau meningkat signifikan dari posisi Juli 2022 sebesar 7,07 persen.
"Kenaikan NPL tersebut karena dampak dari normalisasi kredit restrukturisasi COVID-19. Sementara rasio LDR tercatat sebesar 82,45 persen," katanya lagi.
Ia mengatakan penyaluran kredit atau pembiayaan yang dilakukan oleh BPR/S di wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto masih didominasi sektor produktif dengan porsi kredit/pembiayaan kepada sektor mikro kecil menengah (MKM) sebesar 55 persen dari total penyaluran kredit pada posisi Juli 2023.
Sementara itu, kata dia, debitur yang telah direstrukturisasi di sektor perbankan (BPR/S) adalah sejumlah 7.589 debitur dengan total baki debet atau outstanding sebesar Rp388 miliar.
"Jumlah debitur dan outstanding yang terdampak terus mengalami tren penurunan," ujarnya lagi.
Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar debitur yang mengikuti program restrukturisasi telah kembali mampu melanjutkan cicilan atau bahkan melunasi utangnya.
Seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi akibat dari pandemi COVID-19, kata dia, banyak usaha debitur yang terdampak mulai kembali pulih sehingga mereka mampu melanjutkan cicilan atau bahkan melunasi utangnya.
"Hal tersebut tercermin dari jumlah debitur dan outstanding yang terdampak pandemi COVID-19 mengalami tren penurunan," kata Riwin.
Terkait dengan perkembangan pasar modal, dia mengatakan jumlah investor saham dan reksa dana pada Juli 2023 di eks Keresidenan Banyumas terus mengalami pertumbuhan.
Dalam hal ini, kata dia, investor saham meningkat sebesar 21,48 persen (yoy) menjadi sejumlah 84.323 investor dan investor reksa dana meningkat sebesar 24,85 persen (yoy) menjadi sebesar 198.046 investor.
"Sekalipun mengalami pertumbuhan jumlah investor, jumlah transaksi mengalami penurunan sebesar 27,80 persen persen (yoy) menjadi Rp711,15 miliar," katanya lagi.
Ia mengatakan sektor Industri Keuangan Non-Bank (INKB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah eks Keresidenan Banyumas pada posisi Kuartal 1 Tahun 2023, mencatatkan pertumbuhan yang positif secara yoy tercermin dari peningkatan aset, kredit, dan DPK yang masing-masing meningkat sebesar Rp52,42 miliar meningkat 20,85 persen (yoy), peningkatan kredit sebesar Rp39,25 miliar meningkat 3,30 persen (yoy) dan peningkatan DPK sebesar Rp34,71 miliar meningkat 10,12 persen (yoy).
Akan tetapi jika dibandingkan dengan kuartal III-2022, kata dia, untuk aset mengalami penurunan dari Rp54,960 miliar menjadi Rp52,420 miliar, sementara DPK menurun dari Rp38,433 miliar menjadi Rp34,712 miliar.
Menurut dia, sektor asuransi jiwa dan asuransi umum di wilayah eks Keresidenan Banyumas pada posisi Juli 2023 tercatat mengalami penurunan premi menjadi sebesar Rp429,50 miliar atau menurun sebesar 0,15 persen (yoy).
"Di sektor perusahaan pembiayaan, jumlah pembiayaan yang disalurkan menunjukkan tren peningkatan dengan total pembiayaan yang disalurkan pada Juli 2023 sebesar Rp3.417 miliar meningkat 8,17 persen (yoy)," katanya pula.
Penyaluran pembiayaan pada Juli 2023 tersebut, kata dia, porsi terbesarnya disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi serta perawatan mobil dan sepeda motor dengan share sebesar 31 persen atau sebesar Rp1.039 miliar.
Baca juga: OJK Purwokerto sosialisasikan pemblokiran rekening terkait judi online
"Kalau indikasinya, saya belum tahu ya karena rata-rata judi online itu basisnya di sekitaran Jakarta, kota-kota yang besar. Nanti kami cek karena kalau terkait judi online, saya belum dapat laporan," kata Kepala Kantor OJK Purwokerto Riwin Mirhardi usai acara Ngobrol Santai (Ngobras) Bareng Wartawan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Tetapi jika berkaitan dengan penipuan dan sebagainya, kata dia, ada beberapa bank yang sudah melakukan pemblokiran rekening.
Disinggung mengenai adanya indikasi pejudi daring memanfaatkan Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), dia mengatakan Laku Pandai hanyalah kanal semacam anjungan tunai mandiri (ATM).
'"Biasanya 'kan begini, orang membayarnya lewat Laku Pandai, tetapi rekening tujuannya bukan di Laku Pandai, rekening tujuannya di tempat yang lain. Nah rekening di tempat yang lain itu yang bisa diadukan ke kami," katanya pula.
Dalam hal ini, kata dia, pemblokiran hanya dapat dilakukan terhadap rekening tujuan pembayaran judi daring bukan terhadap fasilitasnya.
Menurut dia, fasilitas pembayaran dapat berupa Laku Pandai, ATM, mobile banking, dan layanan perbankan di minimarket.
Ia mengatakan fasilitas seperti Laku Pandai dan ATM itu untuk semua orang, sehingga siapa pun dapat melakukan transaksi pembayaran dan sebagainya melalui fasilitas-fasilitas tersebut.
"Dengan demikian dalam kasus judi online, bukan Laku Pandai, mobile banking, atau ATM-nya yang diblokir, tetapi rekening tujuannya yang diblokir," ujarnya pula.
Sementara dalam Ngobras Bareng Wartawan, Riwin memaparkan kondisi sektor jasa keuangan di wilayah eks Keresidenan Banyumas hingga bulan Juli 2023 yang dinilai tetap stabil dengan kinerja positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Menurut dia, hal itu digambarkan melalui sejumlah indikator keuangan yang menunjukkan tren positif, terutama di sektor perbankan di tengah masih tingginya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global.
"Khusus untuk perkembangan sektor perbankan pada posisi Juli 2023, kinerja perbankan dari sisi aset, DPK, dan kredit di eks Keresidenan Banyumas mencatatkan pertumbuhan positif, yaitu aset sebesar Rp50 triliun meningkat 4,54 persen (yoy), dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp41 triliun meningkat 1,89 persen (yoy), dan kredit sebesar Rp41 triliun meningkat 13,57 persen (yoy)," katanya pula.
Perkembangan BPR
Selanjutnya, kata dia, perkembangan bank perekonomian rakyat (BPR) maupun BPR syariah di wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto per Juli 2023 secara yoy aset dan DPK BPR/S tercatat tumbuh masing-masing sebesarRp9.886 miliar meningkat 3,78 persen dan sebesar Rp6.235 miliar meningkat 0,48 persen, sementara kredit mencatatkan penurunan sebesar Rp6.137 miliar atau menurun minus 0,56 persen.
Menurut dia, NPL tercatat sebesar 14,84 persen atau meningkat signifikan dari posisi Juli 2022 sebesar 7,07 persen.
"Kenaikan NPL tersebut karena dampak dari normalisasi kredit restrukturisasi COVID-19. Sementara rasio LDR tercatat sebesar 82,45 persen," katanya lagi.
Ia mengatakan penyaluran kredit atau pembiayaan yang dilakukan oleh BPR/S di wilayah kerja Kantor OJK Purwokerto masih didominasi sektor produktif dengan porsi kredit/pembiayaan kepada sektor mikro kecil menengah (MKM) sebesar 55 persen dari total penyaluran kredit pada posisi Juli 2023.
Sementara itu, kata dia, debitur yang telah direstrukturisasi di sektor perbankan (BPR/S) adalah sejumlah 7.589 debitur dengan total baki debet atau outstanding sebesar Rp388 miliar.
"Jumlah debitur dan outstanding yang terdampak terus mengalami tren penurunan," ujarnya lagi.
Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar debitur yang mengikuti program restrukturisasi telah kembali mampu melanjutkan cicilan atau bahkan melunasi utangnya.
Seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi akibat dari pandemi COVID-19, kata dia, banyak usaha debitur yang terdampak mulai kembali pulih sehingga mereka mampu melanjutkan cicilan atau bahkan melunasi utangnya.
"Hal tersebut tercermin dari jumlah debitur dan outstanding yang terdampak pandemi COVID-19 mengalami tren penurunan," kata Riwin.
Terkait dengan perkembangan pasar modal, dia mengatakan jumlah investor saham dan reksa dana pada Juli 2023 di eks Keresidenan Banyumas terus mengalami pertumbuhan.
Dalam hal ini, kata dia, investor saham meningkat sebesar 21,48 persen (yoy) menjadi sejumlah 84.323 investor dan investor reksa dana meningkat sebesar 24,85 persen (yoy) menjadi sebesar 198.046 investor.
"Sekalipun mengalami pertumbuhan jumlah investor, jumlah transaksi mengalami penurunan sebesar 27,80 persen persen (yoy) menjadi Rp711,15 miliar," katanya lagi.
Ia mengatakan sektor Industri Keuangan Non-Bank (INKB) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah eks Keresidenan Banyumas pada posisi Kuartal 1 Tahun 2023, mencatatkan pertumbuhan yang positif secara yoy tercermin dari peningkatan aset, kredit, dan DPK yang masing-masing meningkat sebesar Rp52,42 miliar meningkat 20,85 persen (yoy), peningkatan kredit sebesar Rp39,25 miliar meningkat 3,30 persen (yoy) dan peningkatan DPK sebesar Rp34,71 miliar meningkat 10,12 persen (yoy).
Akan tetapi jika dibandingkan dengan kuartal III-2022, kata dia, untuk aset mengalami penurunan dari Rp54,960 miliar menjadi Rp52,420 miliar, sementara DPK menurun dari Rp38,433 miliar menjadi Rp34,712 miliar.
Menurut dia, sektor asuransi jiwa dan asuransi umum di wilayah eks Keresidenan Banyumas pada posisi Juli 2023 tercatat mengalami penurunan premi menjadi sebesar Rp429,50 miliar atau menurun sebesar 0,15 persen (yoy).
"Di sektor perusahaan pembiayaan, jumlah pembiayaan yang disalurkan menunjukkan tren peningkatan dengan total pembiayaan yang disalurkan pada Juli 2023 sebesar Rp3.417 miliar meningkat 8,17 persen (yoy)," katanya pula.
Penyaluran pembiayaan pada Juli 2023 tersebut, kata dia, porsi terbesarnya disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi serta perawatan mobil dan sepeda motor dengan share sebesar 31 persen atau sebesar Rp1.039 miliar.
Baca juga: OJK Purwokerto sosialisasikan pemblokiran rekening terkait judi online