Boyolali (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah, memantau harga beras di Pasar Tradisional Boyolali Kota berada di angka Rp14.000 per kilogram dengan stok mencukupi.
"Perkembangan harga beras di Boyolali hingga Senin ini, untuk jenis IR64 premium dijual tetap Rp14.000/kg dan kualitas medium dijual Rp12.500 per kg dan persediaan masih aman terkendali," kata Kepala Disdagperin Kabupaten Boyolali Darmadi di Boyolali, Senin.
Darmadi mengatakan adanya kenaikan harga beras di pasar tradisional saat ini, disebabkan adanya kemarau panjang sehingga petani lahan tadah hujan di Boyolali tidak bisa panen.
"Selain itu, kenaikan harga beras saat ini juga karena adanya permintaan masyarakat yang banyak musim hajatan," katanya.
Rubinah, salah satu pedagang di Pasar Boyolali Kota mengatakan kenaikan harga beras sudah sekitar satu bulan ini karena pasokan beras ke pasar mulai berkurang. Beras untuk pasar di Boyolali Kota biasanya dipasok dari wilayah Solo dan Mojosongo, Boyolali.
Berkurangnya pasokan tersebut dipicu karena para petani pada musim kemarau beralih bercocok tanam ke jenis tanaman palawija.
Menurut dia, harga beras untuk jenis IR64 yang semula dijual Rp13.000 per kg naik menjadi Rp14.000/kg. Sedangkan, harga beras super dari Rp13.500 naik menjadi Rp15.000 per kg. Harga beras terendah saat ini, dijual Rp12.000 per kg dan harga tertinggi Rp15.000 per kg.
Rubinah menjelaskan harga beras apakah ke depan masih naik, belum bisa diprediksi. Karena, tidak tahu kapan berakhirnya musim kemarau ini. Sedangkan, petani saat ini sebagian menanam jenis palawija. Hal ini, yang dapat mempengaruhi harga beras naik di pasaran.
Senada dikatakan oleh Suti, pedagang beras di pasar yang sama. Dia menjelaskan penjualan beras selama satu minggu terakhir mengalami penurunan karena harga mulai naik.
Menurut dia, jika harga beras tetap naik terus, maka pembeli akan menurun karena tingginya harga beras saat ini. Hal ini, karena harga beras yang dijual mencapai Rp15.000 per kg.