Mendorong UMKM naik kelas melalui dukungan pembiayaan perbankan
Semarang (ANTARA) - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung sekaligus penggerak penting ekonomi Indonesia harus lebih cepat pulih setelah didera pandemi COVID-19.
Lebih dari 100 juta penduduk Indonesia menggantungkan hidup dari sektor UMKM. Oleh karena itu, ekonomi negeri bakal bergerak lebih kencang manakala sektor ini terus tumbuh dan berkembang.
Banyak tangan yang terulur memberikan dukungan agar UMKM dapat terus tumbuh, meningkat dari sisi kualitas selain kuantitas, akses pasar yang semakin luas, dan salah satunya melalui pendampingan, pembiayaan, mempertemukan dengan pembeli, dan membuat ekosistem bisnis pengembangan UMKM.
Terkait pembiayaan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai hal tersebut penting karena kebanyakan pelaku UMKM melakukan usaha secara mandiri, memproduksi, bahkan sampai menjual juga sendiri dengan pasar yang terbatas.
Rata-rata pelaku UMKM tidak mempunyai aset, tempat usahanya sewa, sebagian pakai gerobak, namun semangat mereka luar biasa. Teten telah keliling ke semua UMKM, spirit mereka untuk maju luar biasa meskipun pakai modal sendiri. Ini luar biasa.
"Sudah disampaikan Presiden, UMKM harus didukung sistem pembiayaannya," kata Teten pada acara BNI UMKM Festival di Semarang, Selasa (8/8).
Untuk naik kelas, pelaku UMKM membutuhkan pembiayaan, sementara dari sisi perbankan juga perlu kehati-hatian dalam menyalurkannya sehingga Pemerintah menilai sangat tepat jika pembiayaan tersebut melalui KUR Klaster UMKM.
Adanya klaster tersebut, maka kredit diberikan kepada UMKM secara berkelompok dan hal itu tentu lebih memudahkan pihak perbankan dalam proses monitoring dan menjadi lebih fokus dan hati-hati.
Selain itu dengan klaster, maka pelaku UMKM yang terhubung dengan rantai pasok industri, terintegrasi dari hulu sampai hilir, memudahkan mereka untuk mendapatkan akses pasar, bahkan pembelinya dipastikan ada.
Terserapnya industri dan kepastian pasar tersebut menjadikan potensi kredit macet kecil sehingga potensi untuk mendapatkan kredit bisa mencapai Rp500 juta.
Dukungan BNI dalam pembiayaan, pendampingan, dan mempertemukan dengan buyer dinilai bagus sehingga kelak bisa menjadi ekosistem bisnis pengembangan UMKM.
Kemudahan pembiayaan
Lebih dari 100 juta penduduk Indonesia menggantungkan hidup dari sektor UMKM. Oleh karena itu, ekonomi negeri bakal bergerak lebih kencang manakala sektor ini terus tumbuh dan berkembang.
Banyak tangan yang terulur memberikan dukungan agar UMKM dapat terus tumbuh, meningkat dari sisi kualitas selain kuantitas, akses pasar yang semakin luas, dan salah satunya melalui pendampingan, pembiayaan, mempertemukan dengan pembeli, dan membuat ekosistem bisnis pengembangan UMKM.
Terkait pembiayaan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai hal tersebut penting karena kebanyakan pelaku UMKM melakukan usaha secara mandiri, memproduksi, bahkan sampai menjual juga sendiri dengan pasar yang terbatas.
Rata-rata pelaku UMKM tidak mempunyai aset, tempat usahanya sewa, sebagian pakai gerobak, namun semangat mereka luar biasa. Teten telah keliling ke semua UMKM, spirit mereka untuk maju luar biasa meskipun pakai modal sendiri. Ini luar biasa.
"Sudah disampaikan Presiden, UMKM harus didukung sistem pembiayaannya," kata Teten pada acara BNI UMKM Festival di Semarang, Selasa (8/8).
Untuk naik kelas, pelaku UMKM membutuhkan pembiayaan, sementara dari sisi perbankan juga perlu kehati-hatian dalam menyalurkannya sehingga Pemerintah menilai sangat tepat jika pembiayaan tersebut melalui KUR Klaster UMKM.
Adanya klaster tersebut, maka kredit diberikan kepada UMKM secara berkelompok dan hal itu tentu lebih memudahkan pihak perbankan dalam proses monitoring dan menjadi lebih fokus dan hati-hati.
Selain itu dengan klaster, maka pelaku UMKM yang terhubung dengan rantai pasok industri, terintegrasi dari hulu sampai hilir, memudahkan mereka untuk mendapatkan akses pasar, bahkan pembelinya dipastikan ada.
Terserapnya industri dan kepastian pasar tersebut menjadikan potensi kredit macet kecil sehingga potensi untuk mendapatkan kredit bisa mencapai Rp500 juta.
Dukungan BNI dalam pembiayaan, pendampingan, dan mempertemukan dengan buyer dinilai bagus sehingga kelak bisa menjadi ekosistem bisnis pengembangan UMKM.
Kemudahan pembiayaan