Bupati harapkan produk UMKM Purbalingga bisa naik kelas
Purbalingga (ANTARA) - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengharapkan produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, bisa naik kelas dan mampu menembus pasar ekspor.
Saat memberikan pengarahan dalam Roadshow Pemulihan Ekonomi Kecamatan Bukateja di Lapangan Desa Kebutuh, Bukateja, Purbalingga, Selasa, Bupati mencontohkan produk rajut yang diproduksi Kelompok Usaha Bersama (KUB) "Berkah Jaya" di Desa Tidu, Bukateja, telah dipasarkan hingga mancanegara.
"Ternyata banyak produk UMKM di Bukateja ini yang berkualitas, bagus-bagus yang tentunya harus kita dorong terus pemasarannya," katanya.
Selain rajut, dia juga memperkenalkan produk beras organik yang diproduksi oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) "Subur" Desa Kedungjati, Bukateja.
Menurut dia, beras yang diberi merek dagang "Berlian SAE" itu diproduksi dengan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan bebas dari residu pestisida.
Dia mengharapkan melalui kegiatan Roadshow Pemulihan Ekonomi tersebut, produk-produk unggulan dari Kecamatan Bukateja dapat lebih dikenal masyarakat luas.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati berkesempatan untuk mencoba membuat batik ecoprint di stan Desa Bajong, yakni dengan memukul-mukul daun ke media kain agar motif dan ekstrak warna daun tercetak pada kain.
Pengrajin ecoprint dari Desa Bajong, Astutiyati mengaku telah memproduksi ecoprint sejak tahun 2019 serta sudah dipasarkan hingga Solo, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Jepang secara daring.
"Galerinya di Desa Bajong RT 02 RW 04. Produk ecoprint selain di kain, juga diaplikasikan di sepatu, tas, kemeja, kaos, topi, dan lain-lain," jelasnya
Produk unggulan dari Kecamatan Bukateja lainnya yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut, antara lain buah tanaman hortikultura dari Desa Kebutuh, aneka kerajinan bambu dari Desa Karanggedang, bukan tempe biasa dari Desa Wirasaba, standing pot dan hiasan dinding dari Desa Ketawis, mi ganyong dan mancho dari Desa Majasari, serta sepatu dan tas dari Desa Bajong.
Baca juga: UMKM bergabung Grab dan OVO ciptakan sejuta lowongan baru
Saat memberikan pengarahan dalam Roadshow Pemulihan Ekonomi Kecamatan Bukateja di Lapangan Desa Kebutuh, Bukateja, Purbalingga, Selasa, Bupati mencontohkan produk rajut yang diproduksi Kelompok Usaha Bersama (KUB) "Berkah Jaya" di Desa Tidu, Bukateja, telah dipasarkan hingga mancanegara.
"Ternyata banyak produk UMKM di Bukateja ini yang berkualitas, bagus-bagus yang tentunya harus kita dorong terus pemasarannya," katanya.
Selain rajut, dia juga memperkenalkan produk beras organik yang diproduksi oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) "Subur" Desa Kedungjati, Bukateja.
Menurut dia, beras yang diberi merek dagang "Berlian SAE" itu diproduksi dengan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan bebas dari residu pestisida.
Dia mengharapkan melalui kegiatan Roadshow Pemulihan Ekonomi tersebut, produk-produk unggulan dari Kecamatan Bukateja dapat lebih dikenal masyarakat luas.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati berkesempatan untuk mencoba membuat batik ecoprint di stan Desa Bajong, yakni dengan memukul-mukul daun ke media kain agar motif dan ekstrak warna daun tercetak pada kain.
Pengrajin ecoprint dari Desa Bajong, Astutiyati mengaku telah memproduksi ecoprint sejak tahun 2019 serta sudah dipasarkan hingga Solo, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, dan Jepang secara daring.
"Galerinya di Desa Bajong RT 02 RW 04. Produk ecoprint selain di kain, juga diaplikasikan di sepatu, tas, kemeja, kaos, topi, dan lain-lain," jelasnya
Produk unggulan dari Kecamatan Bukateja lainnya yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut, antara lain buah tanaman hortikultura dari Desa Kebutuh, aneka kerajinan bambu dari Desa Karanggedang, bukan tempe biasa dari Desa Wirasaba, standing pot dan hiasan dinding dari Desa Ketawis, mi ganyong dan mancho dari Desa Majasari, serta sepatu dan tas dari Desa Bajong.
Baca juga: UMKM bergabung Grab dan OVO ciptakan sejuta lowongan baru