"Kenduri Desa Damai", cara FKTP untuk cegah terorisme
Kudus (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menggelar kenduri desa damai di Kabupaten Kudus sebagai salah satu upaya mencegah terorisme dan radikalisme berkembang di masyarakat.
"Kenduri merupakan rekayasa sosial yang sangat strategis karena terdapat nilai-nilai luhur yang merupakan warisan para leluhur dan Walisongo," kata Ketua FKPT Jateng Syamsul Ma'arif saat membuka Kenduri Desa Damai di aula Balai Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kudus, Rabu.
Hadir dalam acara tersebut, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel CZi Rahmad Suhendro serta perwakilan dari Polres Kudus, Kodim 0722/Kudus dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kerbangpol) Kudus.
Menurut dia, acara dengan tema kenduri desa damai kenali dan peduli lingkungan sendiri yang melibatkan masyarakat ini sangat keren dan alternatif dalam melakukan pendekatan damai dan sejuk dalam menanggulangi ataupun pencegahan radikalisme dan terorisme.
Kehadiran masyarakat, kata dia, juga sebagai bentuk kepedulian dan cinta kasih dalam merawat NKRI.
"Kenduri ini memiliki momentum strategis dalam rangka rekayasa sosial yang paling efektif dan memiliki nilai-nilai luhur dari peninggalan para leluhur ataupun para wali agar umat masyarakat tetap rukun tanpa ada yang merasa disakiti. Apalagi, masyarakat kita masyarakat majemuk," ujarnya.
Sebagai negara yang memiliki masyarakat majemuk dan memiliki distingsi serta memiliki ekspresi keberagaman yang unik yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain, kata dia, tepat sekali menggelorakan semangat sekaligus revitalisasi kebudayaan lokal atau kearifan lokal agar tidak hilang.
"Kearifan lokal tersebut bisa menjadi tali pengikat atas ancaman segregasi sosial," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Kudus Mohammad Fitriyanto mewakili Bupati Kudus berharap peserta yang hadir bisa menyampaikan informasi yang diperoleh kepada masyarakat sekitarnya, sehingga bisa turut serta mencegah terjadinya radikalisme maupun terorisme.
"Setidaknya, setelah mengikuti acara kenduri desa damai ini, masyarakat menjadi paham soal terorisme, cara mengawal dan antisipasi. Jika ada aktivitas yang mengarah tindakan terorisme silakan dilaporkan kepada perangkat desa setempat maupun aparat berwajib," ujarnya.
"Kenduri merupakan rekayasa sosial yang sangat strategis karena terdapat nilai-nilai luhur yang merupakan warisan para leluhur dan Walisongo," kata Ketua FKPT Jateng Syamsul Ma'arif saat membuka Kenduri Desa Damai di aula Balai Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kudus, Rabu.
Hadir dalam acara tersebut, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel CZi Rahmad Suhendro serta perwakilan dari Polres Kudus, Kodim 0722/Kudus dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kerbangpol) Kudus.
Menurut dia, acara dengan tema kenduri desa damai kenali dan peduli lingkungan sendiri yang melibatkan masyarakat ini sangat keren dan alternatif dalam melakukan pendekatan damai dan sejuk dalam menanggulangi ataupun pencegahan radikalisme dan terorisme.
Kehadiran masyarakat, kata dia, juga sebagai bentuk kepedulian dan cinta kasih dalam merawat NKRI.
"Kenduri ini memiliki momentum strategis dalam rangka rekayasa sosial yang paling efektif dan memiliki nilai-nilai luhur dari peninggalan para leluhur ataupun para wali agar umat masyarakat tetap rukun tanpa ada yang merasa disakiti. Apalagi, masyarakat kita masyarakat majemuk," ujarnya.
Sebagai negara yang memiliki masyarakat majemuk dan memiliki distingsi serta memiliki ekspresi keberagaman yang unik yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain, kata dia, tepat sekali menggelorakan semangat sekaligus revitalisasi kebudayaan lokal atau kearifan lokal agar tidak hilang.
"Kearifan lokal tersebut bisa menjadi tali pengikat atas ancaman segregasi sosial," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Kudus Mohammad Fitriyanto mewakili Bupati Kudus berharap peserta yang hadir bisa menyampaikan informasi yang diperoleh kepada masyarakat sekitarnya, sehingga bisa turut serta mencegah terjadinya radikalisme maupun terorisme.
"Setidaknya, setelah mengikuti acara kenduri desa damai ini, masyarakat menjadi paham soal terorisme, cara mengawal dan antisipasi. Jika ada aktivitas yang mengarah tindakan terorisme silakan dilaporkan kepada perangkat desa setempat maupun aparat berwajib," ujarnya.