Disbudpar Kudus gelar pelatihan sajikan kopi muria untuk PKL dan ojek
Kudus (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar pelatihan cara menyajikan kopi muria yang merupakan kopi khas Kudus terhadap pedagang kaki lima (PKL) dan penyedia jasa ojek wisata, Jumat.
Pelatihan yang digelar di Taman Menara Kudus di Jalan Sunan Kudus itu, diikuti 60 peserta yang berasal dari para pedagang kaki lima yang ada di kompleks Menara Kudus maupun Terminal Wisata Bakalan Krapyak serta penyedia jasa ojek menara.
"Tujuan utamanya, mengedukasi dan melatih mereka cara menyajikan kopi muria sebagai kopi khas Kudus karena mereka nantinya juga menjadi ujung tombak promosi terhadap para wisatawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus.
Ia berharap melalui pelatihan tersebut, mereka juga mengetahui bahwa di Kota Kudus juga terdapat produk kopi lokal berjenis kopi robusta.
Dalam pelatihan tersebut, pihaknya menghadirkan barista yang juga Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kudus Valeri Yudhistira Pramudya.
Para peserta pelatihan, diharapkan mereka juga memiliki ketertarikan untuk ikut menjual produk lokal tersebut kepada wisatawan sehingga saling menguntungkan antara produsen kopi dengan para penjual karena ada upaya promosi juga dari pedagang.
Valeri Yudhistira Pramudya menganggap produk kopi muria memiliki potensi untuk dipasarkan secara luas, terlebih Kudus memiliki daya tarik wisata sehingga bisa dijadikan oleh-oleh khas Kudus selain pula ada produk makanan lainnya.
Menurut dia kegiatan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat, khususnya para pedagang yang berhadapan langsung dengan wisatawan perlu diedukasi secara berkelanjutan serta promosi produk kopi juga harus digencarkan, terutama di sekitar objek wisata.
Nurul, salah satu pedagang makanan di Terminal Wisata Bakalan Krapyak mengakui tertarik menjual kopi muria sebagai produk khas Kudus kepada wisatawan.
"Selama ini, saya hanya menawarkan kopi siap seduh dari merek yang sudah terkenal. Setelah mengetahui cara menyajikan, tentu akan saya coba menjualnya sebagai alternatif bagi penikmat kopi," ujarnya.
Baca juga: Temanggung ekspor kopi ke berbagai negara
Pelatihan yang digelar di Taman Menara Kudus di Jalan Sunan Kudus itu, diikuti 60 peserta yang berasal dari para pedagang kaki lima yang ada di kompleks Menara Kudus maupun Terminal Wisata Bakalan Krapyak serta penyedia jasa ojek menara.
"Tujuan utamanya, mengedukasi dan melatih mereka cara menyajikan kopi muria sebagai kopi khas Kudus karena mereka nantinya juga menjadi ujung tombak promosi terhadap para wisatawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus.
Ia berharap melalui pelatihan tersebut, mereka juga mengetahui bahwa di Kota Kudus juga terdapat produk kopi lokal berjenis kopi robusta.
Dalam pelatihan tersebut, pihaknya menghadirkan barista yang juga Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kudus Valeri Yudhistira Pramudya.
Para peserta pelatihan, diharapkan mereka juga memiliki ketertarikan untuk ikut menjual produk lokal tersebut kepada wisatawan sehingga saling menguntungkan antara produsen kopi dengan para penjual karena ada upaya promosi juga dari pedagang.
Valeri Yudhistira Pramudya menganggap produk kopi muria memiliki potensi untuk dipasarkan secara luas, terlebih Kudus memiliki daya tarik wisata sehingga bisa dijadikan oleh-oleh khas Kudus selain pula ada produk makanan lainnya.
Menurut dia kegiatan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat, khususnya para pedagang yang berhadapan langsung dengan wisatawan perlu diedukasi secara berkelanjutan serta promosi produk kopi juga harus digencarkan, terutama di sekitar objek wisata.
Nurul, salah satu pedagang makanan di Terminal Wisata Bakalan Krapyak mengakui tertarik menjual kopi muria sebagai produk khas Kudus kepada wisatawan.
"Selama ini, saya hanya menawarkan kopi siap seduh dari merek yang sudah terkenal. Setelah mengetahui cara menyajikan, tentu akan saya coba menjualnya sebagai alternatif bagi penikmat kopi," ujarnya.
Baca juga: Temanggung ekspor kopi ke berbagai negara