Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan pemerintah di 35 kabupaten/kota untuk turun ke lapangan secara rutin hingga Januari 2023 guna mencegah terjadinya inflasi.
“Cek terus di pasar dan kemudian memastikan suplainya ada, harganya bisa terjangkau sehingga kalau ada sesuatu yang naik dan sifatnya drastis cepat dilakukan intervensi,” katanya usai Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah di Semarang, Senin.
Terkait dengan inflasi, Ganjar menyebut ada beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga di Jateng seperti telur, beras dan sejumlah volatile food lain.
“Beberapa komoditas khususnya volatile food ini yang menjadi perhatian. Tadi ada telur, beras, yang mulai merangkak ya. Telur terutama yang merangkak naik, kemudian beras yang premium tidak, tapi yang medium juga merangkak naik tinggi,” ujarnya.
Baca juga: BI Tegal fasilitasi tujuh TPID dalam penguatan sinergi
Orang nomor satu di Jateng itu juga menyinggung kebijakan impor beras yang menurutnya perlu dipertimbangkan lagi dan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, serta Badan Pertahanan Pangan harus duduk bersama.
“Kalau impor ini pasti ramai, akses politiknya akan ke mana-mana, maka kenapa saya sampaikan Kementan, Kemendag harus duduk bersama termasuk Badan Pangan Nasional dan Bulog agar kita bisa tahu antara hulu dan hilirnya,” katanya.
Perhitungan juga bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi dan stok di tingkat petani, apalagi saat ini belum masa panen.
“Kalaulah ada stok gabah atau beras di tingkat petani dan itu masih ada, Mendag mengarahkan Bulog bisa membeli dengan harga yang tinggi,” ujarnya.
Menurut dia, hal tersebut merupakan model kerja sama yang baik dan bisa dilakukan antara pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Terlepas dari itu, Ganjar telah meminta pemerintah daerah mengambil langkah penanganan inflasi.
“Saya sudah briefing, lakukan operasi pasar kalau memang kurang. Pastikan stok itu tercukupi, pastikan transportasinya bisa membantu, dan kalau itu terjadi, maka kita akan bergerak bersama dan ini tidak mudah karena sebentar lagi Natal dan tahun baru, trennya akan naik,” katanya.
Terkait dengan serapan anggaran, Ganjar juga mengimbau pemerintah kabupaten/kota segera menggenjot belanja daerahnya, termasuk target pendapatan yang harus dicapai.
“Ini mesti digenjot, ini sudah bulan November, mosok kemudian serapannya masih kecil, itu tadi yang didorong agar kita bisa melakukan percepatan,” ujarnya.
Sebagai informasi inflasi Indonesia pada Oktober 2022 terjadi inflasi year on year sebesar 5,71 persen, sedangkan di Jawa Tengah saat ini inflasinya 6,4 persen.
Baca juga: Antisipasi inflasi Natal, Jateng tingkatkan pantauan bahan pokok
Baca juga: BI ungkap penyebab tekanan inflasi di Solo tinggi
Baca juga: Kendalikan inflasi, BI Purwokerto-TPID Banjarnegara perkuat sinergi