Ganjar temukan penyimpangan betonisasi jalan batas Kebumen-Banjarnegara
Kebumen (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan dugaan penyimpangan pada pekerjaan betonisasi ruas jalan Lokidang, Desa Karanggayam di perbatasan Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara yang menggunakan anggaran bantuan keuangan dari Pemprov Jateng.
Dugaan penyimpangan ditemukan Ganjar saat pengecekan bersama Bupati Kebumen Arif Sugiyanto bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jateng Hanung Triyono di Kabupaten Kebumen, Selasa.
Pada beberapa bagian jalan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp7 miliar itu tampak dikerjakan tidak maksimal dan rawan terjadi kerusakan, bahkan di titik tersebut terlihat retakan di struktur betonnya.
Selain itu, ada pula bagian beton bekas gorong-gorong yang ditutup seadanya dan terkesan menggantung serta membahayakan.
Orang nomor satu di Jateng itu tampak tidak senang karena penyedia jasa tidak merapikan dengan baik pada pekerjaan akhir dari fisik jalan tersebut seperti tidak dirapikannya bagian kanan kiri jalan, serta sampah proyek dibiarkan begitu saja.
"Saya khawatir bahaya, nanti saya suruh cek semuanya. Jadi, dicek betul, kalau enggak terima jangan, kalau enggak bisa diterima jangan diterima. Balikin, kami kasih hukuman. Jadi, semua duit rakyat, ya, jangan di-mainin gitu untuk penyedia jasa," katanya.
Temuan seperti ini, lanjut Ganjar, membuatnya akan terus melakukan pengecekan pada tiap proyek yang menggunakan anggaran bankeu Pemprov Jateng. Ganjar meminta para penyedia jasa tidak lepas tangan meskipun pekerjaan fisik sudah selesai.
"Kalau dilihat dari sana 'kan lumayanlah ini, lumayan jelek, pating jerabut, mestinya yang rapilah. Kontraktornya 'kan pasti berijazah, punya pengalaman, kalau kayak gini enggak, ya, nanti terima risiko," tegasnya.
Dugaan penyimpangan ditemukan Ganjar saat pengecekan bersama Bupati Kebumen Arif Sugiyanto bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Provinsi Jateng Hanung Triyono di Kabupaten Kebumen, Selasa.
Pada beberapa bagian jalan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp7 miliar itu tampak dikerjakan tidak maksimal dan rawan terjadi kerusakan, bahkan di titik tersebut terlihat retakan di struktur betonnya.
Selain itu, ada pula bagian beton bekas gorong-gorong yang ditutup seadanya dan terkesan menggantung serta membahayakan.
Orang nomor satu di Jateng itu tampak tidak senang karena penyedia jasa tidak merapikan dengan baik pada pekerjaan akhir dari fisik jalan tersebut seperti tidak dirapikannya bagian kanan kiri jalan, serta sampah proyek dibiarkan begitu saja.
"Saya khawatir bahaya, nanti saya suruh cek semuanya. Jadi, dicek betul, kalau enggak terima jangan, kalau enggak bisa diterima jangan diterima. Balikin, kami kasih hukuman. Jadi, semua duit rakyat, ya, jangan di-mainin gitu untuk penyedia jasa," katanya.
Temuan seperti ini, lanjut Ganjar, membuatnya akan terus melakukan pengecekan pada tiap proyek yang menggunakan anggaran bankeu Pemprov Jateng. Ganjar meminta para penyedia jasa tidak lepas tangan meskipun pekerjaan fisik sudah selesai.
"Kalau dilihat dari sana 'kan lumayanlah ini, lumayan jelek, pating jerabut, mestinya yang rapilah. Kontraktornya 'kan pasti berijazah, punya pengalaman, kalau kayak gini enggak, ya, nanti terima risiko," tegasnya.