Temanggung (ANTARA) - Gerakan konservasi lahan dalam Program Sabuk Gunung di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, hingga kini telah menanam sedikitnya 370.000 bibit pohon, kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Temanggung Entargo Yutri Wardono.
Entargo di Temanggung, Kamis, mengatakan sejumlah bibit tersebut ditanam sejak awal Desember 2021 dan hingga sekarang terus berlangsung di kawasan lereng Gunung Sumbing, Sindoro dan Gunung Prau.
"Pada musim hujan kali ini ditargetkan bisa menanam sekitar 500.000 bibit dan hingga sekarang sedikitnya 370.000 bibit telah ditanam oleh para relawan," katanya.
Dalam gerakan konservasi ini, Pemkab Temanggung menganggarkan Rp2 miliar untuk pengadaan bibit yang dikelola oleh ormas NU dan Muhammadiyah.
"Karena kebutuhan bibit cukup banyak, kami juga menggandeng CSR perusahaan swasta maupun BUMN," kata Entargo.
Baca juga: Pengunjung pertama Candi Borobudur Tahun 2022 diajak tanam pohon
Ia menyebutkan sejumlah bantuan bibit tersebut, antara lain dari PT KAI sebanyak 18.000 bibit, PT Pusri 18.000 bibit, Djarum Foundation 9.000 bibit, Jamkrida 9.000 bibit, Geodipa 1.000 bibit, dan BPDAS sebanyak 100.000 bibit.
"Di antara BUMN tersebut, telah berkomitmen untuk mendukung gerakan konservasi dengan menyediakan bibit selama tiga tahun," katanya.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq sebelumnya mengatakan gerakan ini dilaksanakan dengan kesadaran bahwa degradasi lingkungan hidup di Kabupaten Temanggung berlangsung begitu cepat, erosi dan penurunan kualitas lingkungan hidup terus berlangsung sehingga ancaman bencana mengintai.
"Ancaman bencana tersebut meliputi banjir, tanah longsor dan bencana kekeringan karena banyak sumur warga yang mati lantaran daerah resapan air sudah semakin berkurang pohon-pohonnya sehingga untuk menjaga keberlanjutan daya dukung alam untuk kehidupan seluruh masyarakat Kabupaten Temanggung perlu memperbanyak tanaman di Gunung Sumbing, Sindoro dan Prau," katanya.
Ia menyampaikan gerakan konservasi ini dimulai dengan menanam pohon-pohon konservasi di lereng-lereng gunung, turus sungai, di jurang, di tanah-tanah tandus, di hulu sungai, di tanah desa, di jalan antardesa dan di lahan warga.
Baca juga: UMK tanam 2.000 pohon di Pegunungan Muria Kudus
Baca juga: Kagama tanam 8.000 bibit pohon di kawasan hutan kritis Jepara
Baca juga: TNI AL tanam pohon dan tebar benih ikan di kawasan Embung Giriroto Boyolali
Berita Terkait
Morodemak jadi percontohan konservasi laut berkelanjutan
Jumat, 26 April 2024 7:48 Wib
Unnes akan berikan Konservasi Award bagi tokoh peduli lingkungan
Jumat, 19 April 2024 8:24 Wib
Temanggung gencar gerakan konservasi tanah dan air berkelanjutan
Selasa, 12 Maret 2024 13:29 Wib
Rektor: Lulusan Unnes harus jadi kader konservasi andal
Jumat, 8 Desember 2023 8:26 Wib
BKSDA: Seekor hiu tutul terdampar di Pantai Welahan Wetan Cilacap
Rabu, 29 November 2023 14:10 Wib
Konservasi koleksi Museum Radyapustaka di Solo
Selasa, 21 November 2023 13:57 Wib
BPSMP lakukan konservasi dan identifikasi temuan fosil di Sragen
Kamis, 3 Agustus 2023 12:59 Wib
Satu binturung dilepasliarkan ke Cagar Alam Raya Pasi
Jumat, 28 Juli 2023 10:15 Wib