Pekalongan siap kaji muatan lokal batik jadi panduan kurikulum PAUD
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan siap mengkaji muatan lokal batik masuk menjadi panduan kurikulum kegiatan belajar mengajar pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya bersama tim penyusun kurikulum dan para pendidik PAUD akan merumuskan dan memaksimalkan kurikulum pembelajaran muatan lokal batik untuk jenjang PAUD agar menjadi bagian terpenting dari pengembangan pendidikan daerah.
"Oleh karena itu, untuk merumuskan mulok (muatan lokal) batik jadi panduan kurikulum maka sebelumnya kami menyelenggarakan bimbingan teknis kurikulum itu yang diikuti oleh para pendidik PAUD," katanya.
Zainul mengatakan dengan adanya muatan lokal batik diharapkan anak-anak yang belajar di PAUD bisa mencintai serta ke depan dapat meneruskan dan mewariskan tentang batik.
"Harapannya batik yang bisa dikatakan 'legend' dan bersejarah bagi Kota Pekalongan bisa membekas pada anak-anak agar bisa mencintai dan melestarikan batik," katanya.
Pengawas Taman Kanak-Kanak Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Abdul Cholik mengatakan kurikulum muatan lokal batik untuk PAUD telah dirancang beberapa bulan sebelumnya, kemudian dilanjutkan sosialisasi sekaligus pelaksanaan bimtek.
Kurikulum muatan lokal batik untuk PAUD, kata dia, memang masih perlu landasan hukum namun pihaknya akan menggunakan surat edaran pemberlakuan kurikulum muatan lokal pembelajaran batik apabila jika belum keluar landasan hukum tersebut.
"Kami merencanakan pada semester kedua Tahun Pelajaran 2021/2022 pada kurun waktu Januari-Juli semua lembaga PAUD melakukan pembelajaran kurikulum muatan lokal batik, baik pada kegiatan inti maupun ekstrakurikuler. Jadi mereka bebas memilih waktunya," katanya.
Cholik mengatakan selama enam bulan kurikulum muatan lokal batik masih dalam uji publik di lembaga PAUD se-Kota Pekalongan agar para tenaga pendidik dapat memberi masukan sehingga pada tahun ajaran selanjutnya yaitu Tahun Ajaran 2022/2023 dapat menjadi naskah final kurikulum muatan lokal pembelajaran batik untuk jenjang PAUD.
"Kurikulum muatan lokal ini tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk membatik tetapi juga sadar akan kebersihan lingkungan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan batik kepada mereka," katanya.
Baca juga: Disdik-Museum Batik Pekalongan latih ratusan siswa SD membatik
Baca juga: Pemkot Pekalongan siap dongkrak pemulihan ekonomi lewat industri batik
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya bersama tim penyusun kurikulum dan para pendidik PAUD akan merumuskan dan memaksimalkan kurikulum pembelajaran muatan lokal batik untuk jenjang PAUD agar menjadi bagian terpenting dari pengembangan pendidikan daerah.
"Oleh karena itu, untuk merumuskan mulok (muatan lokal) batik jadi panduan kurikulum maka sebelumnya kami menyelenggarakan bimbingan teknis kurikulum itu yang diikuti oleh para pendidik PAUD," katanya.
Zainul mengatakan dengan adanya muatan lokal batik diharapkan anak-anak yang belajar di PAUD bisa mencintai serta ke depan dapat meneruskan dan mewariskan tentang batik.
"Harapannya batik yang bisa dikatakan 'legend' dan bersejarah bagi Kota Pekalongan bisa membekas pada anak-anak agar bisa mencintai dan melestarikan batik," katanya.
Pengawas Taman Kanak-Kanak Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Abdul Cholik mengatakan kurikulum muatan lokal batik untuk PAUD telah dirancang beberapa bulan sebelumnya, kemudian dilanjutkan sosialisasi sekaligus pelaksanaan bimtek.
Kurikulum muatan lokal batik untuk PAUD, kata dia, memang masih perlu landasan hukum namun pihaknya akan menggunakan surat edaran pemberlakuan kurikulum muatan lokal pembelajaran batik apabila jika belum keluar landasan hukum tersebut.
"Kami merencanakan pada semester kedua Tahun Pelajaran 2021/2022 pada kurun waktu Januari-Juli semua lembaga PAUD melakukan pembelajaran kurikulum muatan lokal batik, baik pada kegiatan inti maupun ekstrakurikuler. Jadi mereka bebas memilih waktunya," katanya.
Cholik mengatakan selama enam bulan kurikulum muatan lokal batik masih dalam uji publik di lembaga PAUD se-Kota Pekalongan agar para tenaga pendidik dapat memberi masukan sehingga pada tahun ajaran selanjutnya yaitu Tahun Ajaran 2022/2023 dapat menjadi naskah final kurikulum muatan lokal pembelajaran batik untuk jenjang PAUD.
"Kurikulum muatan lokal ini tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk membatik tetapi juga sadar akan kebersihan lingkungan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan batik kepada mereka," katanya.
Baca juga: Disdik-Museum Batik Pekalongan latih ratusan siswa SD membatik
Baca juga: Pemkot Pekalongan siap dongkrak pemulihan ekonomi lewat industri batik