Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang membuka rumah dan kebun gizi sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan gizi buruk dan tengkes.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam siaran pers di Semarang, Kamis mengatakan gizi buruk dan tengkes merupakan persoalan penting karena berdampak pada pembentukan kualitas sumber daya manusia.
Rumah dan kebun gizi itu sendiri berlokasi di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Ia menyebut angka kasus tengkes pada saat awal pandemi mengalami peningkatan.
"Di 2019 sebelum pandemi, jumlah kasus stunting sebesar 2,5 persen, di 2020 naik menjadi 3,13 persen," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas luncurkan Jatingmas untuk tanggulangi tengkes
Upaya pemerintah kota dalam menekan angka kasus tengkes, kata dia, cukup efektif pada tahun ini.
"Pada 2021 ini bisa ditekan kembali melalui upaya bergerak bersama," tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membentuk Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang, yang diharapkan akan menjadi program percontohan nasional.
Pemilihan Kelurahan Tanjung Emas dalam program ini berkaitan dengan masih banyaknya ditemukan kasus perkawinan anak, angka tengkes yang masih tinggi, serta pemberdayaan perempuan sebagai kepala keluarga.
Baca juga: Perangi tengkes, anggota DPR RI safari gemarikan perangi di Magelang
Baca juga: Surakarta jadi percontohan penanganan tengkes di Indonesia