4 mahasiswa internasional ikuti wisuda di UMP Banyumas
Purwokerto (ANTARA) - Sebanyak empat mahasiswa internasional lulusan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengikuti Wisuda Magister, Sarjana, dan Ahli Madya ke-67 UMP yang digelar secara hibrida.
Kendati demikian digelar secara hibrida, keempat mahasiswa internasional tersebut mengikuti prosesi wisuda yang dipusatkan di Lapangan Mas Mansoer, Kampus I UMP, Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Keempat mahasiswa internasional tersebut terdiri atas Mahmuda Akter asal Bangladesh yang menempuh Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, Azzam Hassan Mohamed Abdalla asal Sudan yang menempuh Program Studi Magister Manajemen, Poramint Chaikong asal Thailand yang menempuh Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (S1), dan Sait Arslan asal Turki yang menempuh Program Studi Teknik Informatika (S1).
Wisuda Magister, Sarjana, dan Ahli Madya Ke-67 UMP tersebut diikuti 1.342 lulusan terdiri atas Program Magister (S2) sebanyak 116 orang, Program Sarjana (S1) sebanyak 1.194 orang, dan Program Diploma Tiga (D3) atau Ahli Madya sebanyak 32 orang.
Saat ditemui usai acara, Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan keempat mahasiswa internasional yang diwisuda itu mengikuti kelas internasional yang dibuka UMP.
"Mereka datang langsung dari negara asal dan ke Indonesia. Contohnya kayak Sait Arslan dari Turki langsung ke Indonesia, belajar di sini, berawal dari pembelajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) yang waktu itu memang kami kelola," katanya.
Ia mengatakan saat ini UMP membuka enam kelas internasional yang memungkinkan perguruan tinggi Muhammadiyah itu berpeluang besar untuk semakin mendapatkan mahasiswa.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya menargetkan jumlah mahasiswa internasional sebanyak 1 persen dari total mahasiswa UMP.
Terkait dengan pelaksanaan wisuda secara luring, Rektor mengatakan hal itu hanya diikuti sekitar 700 orang dari total peserta wisuda yang sebanyak 1.342 lulusan meskipun kapasitas lapangan mencapai 10.000 orang.
"Kami melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dalam wisuda ini dan ada pendampingan dari Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas," katanya.
Sementara itu, wisudawan asal Turki, Sait Arslan mengaku bahagia karena telah menyelesaikan kuliahnya di UMP dan didaulat untuk memberikan sambutan mewakili peserta wisuda.
Sebelum kuliah di UMP sejak tahun 2018, dia sebenarnya sedang berkuliah di Pakistan. Namun ketika mendapat tawaran program beasiswa dari UMP, dia akhirnya memilih untuk berkuliah di Indonesia.
Terkait dengan sistem pembelajaran, dia mengatakan perkuliahan di Turki lebih banyak teorinya, sedangkan di Indonesia justru lebih banyak praktiknya.
"Saya sangat senang di Indonesia, apalagi setelah mempelajari budaya, makanan, dan tempat wisata. Orangnya di sini ramah-ramah," kata Sait yang belum pernah kembali ke negaranya sejak berkuliah di UMP.
Bahkan, saat sekarang dia telah menikahi seorang perempuan asli Kabupaten Banyumas yang juga lulusan UMP, yakni Pikky Pradipta Tilotama.
Menurut dia, istrinya yang mengambil Program Studi Bahasa Inggris telah diwisuda lebih dulu. "Setelah dia diwisuda, saya ta'aruf dulu dan ketika saya dinyatakan lulus, kami pun menikah," katanya.
Ia mengaku ingin pulang ke negaranya lebih dulu setelah wisuda jika situasi memungkinkan karena saat sekarang masih dalam situasi pandemi.
Kendati demikian digelar secara hibrida, keempat mahasiswa internasional tersebut mengikuti prosesi wisuda yang dipusatkan di Lapangan Mas Mansoer, Kampus I UMP, Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Keempat mahasiswa internasional tersebut terdiri atas Mahmuda Akter asal Bangladesh yang menempuh Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, Azzam Hassan Mohamed Abdalla asal Sudan yang menempuh Program Studi Magister Manajemen, Poramint Chaikong asal Thailand yang menempuh Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (S1), dan Sait Arslan asal Turki yang menempuh Program Studi Teknik Informatika (S1).
Wisuda Magister, Sarjana, dan Ahli Madya Ke-67 UMP tersebut diikuti 1.342 lulusan terdiri atas Program Magister (S2) sebanyak 116 orang, Program Sarjana (S1) sebanyak 1.194 orang, dan Program Diploma Tiga (D3) atau Ahli Madya sebanyak 32 orang.
Saat ditemui usai acara, Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan keempat mahasiswa internasional yang diwisuda itu mengikuti kelas internasional yang dibuka UMP.
"Mereka datang langsung dari negara asal dan ke Indonesia. Contohnya kayak Sait Arslan dari Turki langsung ke Indonesia, belajar di sini, berawal dari pembelajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) yang waktu itu memang kami kelola," katanya.
Ia mengatakan saat ini UMP membuka enam kelas internasional yang memungkinkan perguruan tinggi Muhammadiyah itu berpeluang besar untuk semakin mendapatkan mahasiswa.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya menargetkan jumlah mahasiswa internasional sebanyak 1 persen dari total mahasiswa UMP.
Terkait dengan pelaksanaan wisuda secara luring, Rektor mengatakan hal itu hanya diikuti sekitar 700 orang dari total peserta wisuda yang sebanyak 1.342 lulusan meskipun kapasitas lapangan mencapai 10.000 orang.
"Kami melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dalam wisuda ini dan ada pendampingan dari Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas," katanya.
Sementara itu, wisudawan asal Turki, Sait Arslan mengaku bahagia karena telah menyelesaikan kuliahnya di UMP dan didaulat untuk memberikan sambutan mewakili peserta wisuda.
Sebelum kuliah di UMP sejak tahun 2018, dia sebenarnya sedang berkuliah di Pakistan. Namun ketika mendapat tawaran program beasiswa dari UMP, dia akhirnya memilih untuk berkuliah di Indonesia.
Terkait dengan sistem pembelajaran, dia mengatakan perkuliahan di Turki lebih banyak teorinya, sedangkan di Indonesia justru lebih banyak praktiknya.
"Saya sangat senang di Indonesia, apalagi setelah mempelajari budaya, makanan, dan tempat wisata. Orangnya di sini ramah-ramah," kata Sait yang belum pernah kembali ke negaranya sejak berkuliah di UMP.
Bahkan, saat sekarang dia telah menikahi seorang perempuan asli Kabupaten Banyumas yang juga lulusan UMP, yakni Pikky Pradipta Tilotama.
Menurut dia, istrinya yang mengambil Program Studi Bahasa Inggris telah diwisuda lebih dulu. "Setelah dia diwisuda, saya ta'aruf dulu dan ketika saya dinyatakan lulus, kami pun menikah," katanya.
Ia mengaku ingin pulang ke negaranya lebih dulu setelah wisuda jika situasi memungkinkan karena saat sekarang masih dalam situasi pandemi.