Magelang (ANTARA) - Puluhan pemilik persewaan sound system, tenda, dan alat musik di Kabupaten Magelang,Jawa Tengah, yang menggelar aksi turun ke jalan menawarkan peralatan pesta atau hajatan untuk dijual.
"Aksi ini bertujuan untuk menawarkan peralatan sound system, tenda, dan lainnya yang hampir 2 tahun ini tidak pernah ada yang menyewa karena terdampak pandemi COVID-19," kata Koordinator Aksi Dody Nurochman di Magelang, Senin.
Mereka yang turun ke jalan tersebut tergabung dalam Paguyuban Prima, CSBM, dan Sound Gunung.
Di sepanjang jalan yang dilalui mulai dari Muntilan, Dukun, Ngluwar Mungkid, dan Borobudur, mereka membawa peralatan sound system, peralatana tenda, dan alat musik yang dibunyikan dengan keras sehingga mengundang perhatian masyarakat di sepanjang jalan yang dilalui.
Mereka menawarkan peralatan sound system, tenda dan alat musik untuk dijual karena selama pandemi mereka tidak pernah bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan.
Dody menuturkan di wilayah Kecamatan Dukun, Muntilan, Ngluwar, Mungkid, dan Borobudur sebenarnya terdapat seratusan pengusaha sound system.
Hampir 2 tahun ini nasib mereka memprihatinkan karena tidak ada yang menyewa seiring acara hajatan pernikahan untuk sementara dilarang digelar di masa PPKM ini.
Ia mengatakan selama pandemi tidak ada pemasukan dari sewa alat. Di sisi lain, bagi pengusaha persewaan sound system yang memiliki angsuran bank, tagihan terus berjalan.
"Bank tidak mau tahu soal angsuran dan kami juga butuh makan, membiayai anak sekolah dan lainnya," katanya.
Ia berharap pemerintah memberikan solusi terkait kondisi tersebut, yakni memberi kelonggaran izin penyelenggaraan hajatan bisa digelar.
"Kami berharap ada kelonggaran, hajatan diizinkan. Soal aturan protokol kesehatan kami siap," katanya.
Pemilik usaha Dody'Sound ini mengaku selama pandemi ini sudah menjual sejumlah perangkat sound system yang dimilikinya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga mengangsur kredit di bank.