Dinas Pertanian Kudus tingkatkan pemantauan hewan ternak jelang kurban
Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mulai meningkatkan pemantauan lalu lintas hewan ternak di daerah itu, untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran penyakit hewan menjelang perayaan kurban.
"Pemantauan terhadap lalu lintas hewan ternak memang ditingkatkan sejak sebulan terakhir, karena musim kurban biasanya dibarengi dengan permintaan hewan ternak yang semakin meningkat," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Jumat.
Sasarannya, kata dia, tidak hanya di pasar hewan, melainkan para pengepul, pedagang, serta kelompok peternak.
Hasilnya, ditemukan satu ekor kerbau yang mengidap penyakit cacingan dan tidak memungkinkan diobati karena membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak layak dijadikan hewan kurban.
Pedagang yang memiliki hewan ternak tersebut, akhirnya mengembalikannya kepada pedagang sebelumnya untuk ditukar dengan hewan ternak yang sehat dan layak dijadikan hewan kurban.
"Hewan ternak yang dipelihara peternak juga rutin dilakukan pengecekan kesehatan serta dilakukan pengobatan tiga bulan sebelumnya. Khusus yang dipersiapkan sebagai hewan kurban baru satu temuan, selebihnya sehat semua. Hal terpenting, masyarakat juga ikut memastikan hewan ternak yang hendak dibeli benar-benar sehat," ujarnya.
Ternak yang terserang penyakit cacingan, kata dia, mudah dikenali, mulai dari bulu di bagian punggung berdiri tegak, matanya sayu, serta terkadang yang parah badannya terlihat kurus.
Ia menambahkan pengawasan hewan kurban akan dilakukan hingga pelaksanaan kurban guna memastikan semua hewan kurban sehat dan layak dikonsumsi.
"Pemantauan terhadap lalu lintas hewan ternak memang ditingkatkan sejak sebulan terakhir, karena musim kurban biasanya dibarengi dengan permintaan hewan ternak yang semakin meningkat," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Jumat.
Sasarannya, kata dia, tidak hanya di pasar hewan, melainkan para pengepul, pedagang, serta kelompok peternak.
Hasilnya, ditemukan satu ekor kerbau yang mengidap penyakit cacingan dan tidak memungkinkan diobati karena membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak layak dijadikan hewan kurban.
Pedagang yang memiliki hewan ternak tersebut, akhirnya mengembalikannya kepada pedagang sebelumnya untuk ditukar dengan hewan ternak yang sehat dan layak dijadikan hewan kurban.
"Hewan ternak yang dipelihara peternak juga rutin dilakukan pengecekan kesehatan serta dilakukan pengobatan tiga bulan sebelumnya. Khusus yang dipersiapkan sebagai hewan kurban baru satu temuan, selebihnya sehat semua. Hal terpenting, masyarakat juga ikut memastikan hewan ternak yang hendak dibeli benar-benar sehat," ujarnya.
Ternak yang terserang penyakit cacingan, kata dia, mudah dikenali, mulai dari bulu di bagian punggung berdiri tegak, matanya sayu, serta terkadang yang parah badannya terlihat kurus.
Ia menambahkan pengawasan hewan kurban akan dilakukan hingga pelaksanaan kurban guna memastikan semua hewan kurban sehat dan layak dikonsumsi.