Boyolali bentuk tim pemakaman tingkat kecamatan
Boyolali (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah, membentuk tim pemakaman tingkat kecamatan untuk mengantisipasi peningkatan angka kematian kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayahnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo di Boyolali, Kamis, mengatakan pembentukan tim pemakaman tingkat kecamatan tersebut untuk mengantisipasi penumpukan antrean pemakaman jenazah COVID-19 oleh petugas pemakaman di tingkat kabupaten.
"Pembentukan petugas pemakaman COVID-19 di tingkat kecamatan ini, bertujuan untuk mendukung petugas pemakaman COVID-19 tingkat kabupaten yang jumlahnya terbatas dan kewalahan dalam pelayanan," kata Kurniawan.
Namun, kata dia, hingga Kamis ini, baru ada 12 kecamatan yang sanggup untuk mengadakan pemakaman di tingkat kecamatan, yang akan ditangani oleh tim Satgas COVID-19 kecamatan. Jumlah kasus kematian di Boyolali, karena COVID-19 ada sebanyak 32 orang yang tersebar merata hampir di 22 wilayah kecamatan.
"Tim pemakaman tingkat kecamatan ini, dilakukan agar mempermudah dan mempercepat laju pelayanan pemakaman kasus COVID-19 selama 24 jam," katanya.
Petugas tim pemakaman kasus COVID-19 di 12 kecamatan yang sudah siap antara lain Juwangi, Wonosamodro, Wonosegoro, dan Karanggede. Selanjutnya, Kecamatan Boyolali Kota, Tamansari, Ampel, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Klego, dan Andong.
Dia menjelaskan, setiap tim petugas pemakaman terdiri dari sembilan orang dengan tugas berbeda seperti petugas pemanggul peti jenazah, petugas penimbun liang lahat, petugas penyemprot, sopir mobil jenazah, petugas administrasi dan dokumentasi, petugas pembaca doa serta pengawas pemakaman.
Seluruh petugas pemakaman memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. Petugas tingkat kecamatan berasal dari unsur relawan desa.
"Relawan di tingkat kecamatan yang diambil dari masing-masing desa, untuk menjadi tim kecamatan menjadi sembilan orang. Semua kebutuhan terkait itu didukung penuh oleh Pemkab Boyolali," terangnya.
Menyinggung soal jumlah kematian COVID-19 hingga Kamis ini, Kurniawan mengatakan selama sepuluh hari terakhir pada Juni, minimal ada 20 kasus kematian COVID-19 setiap harinya. Untuk itu, petugas pemakaman tingkat kecamatan akan aktif bekerja mulai Jumat (2/7).
Sementara kasus kematian karena terpapar COVID-19 di Boyolali mencapai 479 kasus atau sekitar 4 persen. Jumlah penambahan kasus COVID-19 di Boyolali, Kamis ini, bertambah 241 kasus sehingga akumulasi menjadi 11.845 kasus. Sedangkan yang sembuh ada 9.184 kasus atau sekitar 77,5 persen.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo di Boyolali, Kamis, mengatakan pembentukan tim pemakaman tingkat kecamatan tersebut untuk mengantisipasi penumpukan antrean pemakaman jenazah COVID-19 oleh petugas pemakaman di tingkat kabupaten.
"Pembentukan petugas pemakaman COVID-19 di tingkat kecamatan ini, bertujuan untuk mendukung petugas pemakaman COVID-19 tingkat kabupaten yang jumlahnya terbatas dan kewalahan dalam pelayanan," kata Kurniawan.
Namun, kata dia, hingga Kamis ini, baru ada 12 kecamatan yang sanggup untuk mengadakan pemakaman di tingkat kecamatan, yang akan ditangani oleh tim Satgas COVID-19 kecamatan. Jumlah kasus kematian di Boyolali, karena COVID-19 ada sebanyak 32 orang yang tersebar merata hampir di 22 wilayah kecamatan.
"Tim pemakaman tingkat kecamatan ini, dilakukan agar mempermudah dan mempercepat laju pelayanan pemakaman kasus COVID-19 selama 24 jam," katanya.
Petugas tim pemakaman kasus COVID-19 di 12 kecamatan yang sudah siap antara lain Juwangi, Wonosamodro, Wonosegoro, dan Karanggede. Selanjutnya, Kecamatan Boyolali Kota, Tamansari, Ampel, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Klego, dan Andong.
Dia menjelaskan, setiap tim petugas pemakaman terdiri dari sembilan orang dengan tugas berbeda seperti petugas pemanggul peti jenazah, petugas penimbun liang lahat, petugas penyemprot, sopir mobil jenazah, petugas administrasi dan dokumentasi, petugas pembaca doa serta pengawas pemakaman.
Seluruh petugas pemakaman memakai alat pelindung diri (APD) lengkap. Petugas tingkat kecamatan berasal dari unsur relawan desa.
"Relawan di tingkat kecamatan yang diambil dari masing-masing desa, untuk menjadi tim kecamatan menjadi sembilan orang. Semua kebutuhan terkait itu didukung penuh oleh Pemkab Boyolali," terangnya.
Menyinggung soal jumlah kematian COVID-19 hingga Kamis ini, Kurniawan mengatakan selama sepuluh hari terakhir pada Juni, minimal ada 20 kasus kematian COVID-19 setiap harinya. Untuk itu, petugas pemakaman tingkat kecamatan akan aktif bekerja mulai Jumat (2/7).
Sementara kasus kematian karena terpapar COVID-19 di Boyolali mencapai 479 kasus atau sekitar 4 persen. Jumlah penambahan kasus COVID-19 di Boyolali, Kamis ini, bertambah 241 kasus sehingga akumulasi menjadi 11.845 kasus. Sedangkan yang sembuh ada 9.184 kasus atau sekitar 77,5 persen.