Solo (ANTARA) - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan mengawal program vaksinasi melalui siaran, termasuk mengedukasi masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh pada pemberitaan minor terkait dengan vaksin COVID-19.
"KPI akan mengawal vaksin, lewat siaran radio maupun televisi. Saat ini kan setiap kegiatan vaksin selalu diberitakan TV dan radio," kata Ketua KPI Pusat Agung Suprio usai puncak acara Hari Penyiaran Nasional Ke-88 di Solo, Kamis.
Ia tidak memungkiri saat ini ada beberapa pemberitaan minor yang terkesan menakut-nakuti masyarakat, salah satunya vaksin akan berakibat buruk atau negatif kepada mereka yang divaksin.
"Ini kami melakukan edukasi lewat televisi sehingga kemudian masyarakat itu mau untuk divaksin. Perlu dicatat kalau membaca dari media, Indonesia merupakan empat negara besar di mana penduduknya sudah divaksin, jadi memang luar biasa," katanya.
Pihaknya mengakui bahwa dalam hal ini pemerintah telah bekerja keras karena terbukti masuk dalam empat negara besar yang penduduknya divaksin.
"Dan kami berharap memang setelah divaksin nanti ada kebangkitan ekonomi pascapandemi," katanya.
Baca juga: ADB setujui pinjaman Rp6,3 triliun untuk penyaluran vaksin
Baca juga: Rusia daftarkan vaksin COVID-19 untuk hewan
Terkait dengan Hari Penyiaran Nasional tersebut, salah satu yang ditekankan oleh pemerintah pada 2022 siaran analog akan dimatikan dan masyarakat akan berpindah ke siaran televisi digital.
"Kalau kita menggunakan siaran digital maka TV jumlahnya akan makin banyak, dengan demikian informasi ataupun konten siaran yang diterima masyarakat akan makin bervariatif. Masyarakat akan dimanjakan dan tugas KPI akan makin besar," katanya.
Oleh karena itu, ia menilai ketika Presiden Joko Widodo memberikan sambutan di Hari Penyiaran Nasional merupakan bentuk dukungan bagi KPI untuk tugas-tugas berat di masa depan.
Pada sambutan di Hari Penyiaran Nasional Presiden Joko Widodo menyatakan keberlimpahan informasi yang menjadi kebutuhan masyarakat menjadi tantangan bagi pemerintah dan lembaga penyiaran.
"Kita saat ini berada di era keberlimpahan informasi, setiap orang dapat dengan cepat memperoleh informasi. Setiap orang dapat dengan mudah memproduksi informasi dan setiap orang dapat dengan segera menyebarluaskan informasi," katanya pada sambutan secara virtual dalam puncak acara Hari Penyiaran Nasional Ke-88.
Ia mengatakan konsekuensi dari kondisi tersebut adalah keberlimpahan dan keterbukaan informasi menjadi sebuah kebutuhan.
Bahkan, menurut dia, informasi yang berlebihan merupakan tantangan yang harus dikelola dengan baik.
"Tuntutan masyarakat yang menuntut keterbukaan dan kecepatan informasi juga harus dikelola. Ini tantangan bagi pemerintah, lembaga penyiaran, media serta tantangan bagi pemangku kepentingan lainnya agar dapat memenuhi tuntutan masyarakat," katanya.
Terkait dengan hal itu, ia mengapresiasi KPI, pemerintah, dan lembaga penyiaran yang telah saling bekerja sama menyajikan informasi yang akurat dan aktual sejak awal tentang penanganan pandemi COVID-19.
"Melalui edukasi agar disiplin menjalankan protokol kesehatan dan menyebarluaskan program pemulihan ekonomi dan menyosialisasi vaksinasi massa kepada masyarakat," katanya.