Wali Kota Magelang ajak para tokoh edukasi gerakan 3M
Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengajak para tokoh masyarakat dan pemuka agama di daerah itu untuk ikut mengedukasi warga terkait dengan gerakan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Para pamong, tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua RT/RW agar bersama-sama memberi edukasi kepada khayalak tentang pentingnya 3M," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang di Magelang, Rabu.
Tidak dimungkiri, ucap dia, akhir-akhir ini kurva penularan COVID-19 di Kota Magelang naik.
Baca juga: Kepala desa diminta perkuat sosialisasi 3M
Data dari situs covid19.magelangkota.go.id hingga Selasa (1/12), pukul 12.00 WIB, menunjukkan angka kontak erat 1.633 orang, probable 19 orang, suspek 633 orang, konfirmasi 682 orang di mana 493 orang sembuh, dan meninggal dunia 79 orang.
"Bukan maksud menakut-nakuti tapi biar ada tambahan kewaspadaan. Tidak melarang warga keluar bekerja, tapi kita jaga keluarga, tetangga, dan masyarakat dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ucapnya.
Ia mengatakan kondisi di rumah sakit rujukan pasien COVID-19 mulai terbatas kapasitasnya, baik RSUD Tidar, RST Dr Soedjono, RSJ Prof Dr Soerojo, maupun RS Budi Rahayu.
"Ruang isolasi di rumah sakit rujukan sudah penuh semua. Akhirnya kita buat tempat karantina di Hotel Borobudur. Ini keprihatinan kita semua," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pandemi COVID-19 membuat kunjungan wisata ke berbagai objek unggulan di daerah setempat mengalami penurunan.
"Pandemi COVID-19 sejak Maret 2020 lalu membuat kunjungan ke tempat wisata turun drastis," katanya ketika melaksanakan Program "Mlaku-Mlaku Tilik Kampung" di Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan di tengah pandemi pada Selasa (1/12). Kebun Raya Gunung Tidar berada di wilayah kelurahan itu.
Ia mengatakan Kebun Raya Gunung Tidar berpotensi besar untuk mengembangkan perekonomian masyarakat di mana setiap tahun, angka kunjungan terus meningkat. Pada kesempatan itu, Sigit tidak menyebut angka kunjungan wisata di objek tersebut.
Pemkot Magelang senantiasa memberikan sentuhan pembangunan agar Kebun Raya Gunung Tidar semakin populer sebagai destinasi wisata religi andalan di Jawa Tengah.
"Sudah kita buka semuanya, termasuk destinasi wisata Gunung Tidar, meskipun ada sedikit pembatasan. Harapannya, geliat ekonomi rakyat tetap berjalan. Asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan," kata dia.
Ia menjelaskan tentang alasan Pemkot Magelang memberikan pembatasan jam operasional Gunung Tidar, yakni dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19, terlebih Magersari sempat menjadi kawasan episentrum penularan virus pada awal pandemi.
"Kita menggagas penutupan pariwisata di awal-awal itu. Tapi sekarang mulai dilonggarkan agar perekonomian masyarakat tidak terlalu terpuruk. Karena kan tidak sedikit masyarakat sini yang bergerak menjadi pengusaha UMKM, sehingga faktor ekonominya terpengaruh oleh Gunung Tidar ini," ujarnya.
Ia juga menjelaskan tentang Program "Mlaku-Mlaku Tilik Kampung" yang selain untuk silaturahim dengan warga, juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan di tengah pandemi.
"Program 'Mlaku-Mlaku Tilik Kampung' ini untuk memberikan edukasi sekaligus penguatan Satgas Jogo Tonggo di semua RW, termasuk Magersari ini. Kita juga bantu 'face shiled' (pelindung wajah), 'thermo gun' (pengukur suhu tubuh), dan 'sprayer' (penyemprot disinfektan) untuk tiap-tiap RW, dalam rangka meningkatkan edukasi penerapan protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: UNICEF: Tidak ada responden jawab cuci tangan pakai sabun dalam survei
"Para pamong, tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua RT/RW agar bersama-sama memberi edukasi kepada khayalak tentang pentingnya 3M," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang di Magelang, Rabu.
Tidak dimungkiri, ucap dia, akhir-akhir ini kurva penularan COVID-19 di Kota Magelang naik.
Baca juga: Kepala desa diminta perkuat sosialisasi 3M
Data dari situs covid19.magelangkota.go.id hingga Selasa (1/12), pukul 12.00 WIB, menunjukkan angka kontak erat 1.633 orang, probable 19 orang, suspek 633 orang, konfirmasi 682 orang di mana 493 orang sembuh, dan meninggal dunia 79 orang.
"Bukan maksud menakut-nakuti tapi biar ada tambahan kewaspadaan. Tidak melarang warga keluar bekerja, tapi kita jaga keluarga, tetangga, dan masyarakat dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ucapnya.
Ia mengatakan kondisi di rumah sakit rujukan pasien COVID-19 mulai terbatas kapasitasnya, baik RSUD Tidar, RST Dr Soedjono, RSJ Prof Dr Soerojo, maupun RS Budi Rahayu.
"Ruang isolasi di rumah sakit rujukan sudah penuh semua. Akhirnya kita buat tempat karantina di Hotel Borobudur. Ini keprihatinan kita semua," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pandemi COVID-19 membuat kunjungan wisata ke berbagai objek unggulan di daerah setempat mengalami penurunan.
"Pandemi COVID-19 sejak Maret 2020 lalu membuat kunjungan ke tempat wisata turun drastis," katanya ketika melaksanakan Program "Mlaku-Mlaku Tilik Kampung" di Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan di tengah pandemi pada Selasa (1/12). Kebun Raya Gunung Tidar berada di wilayah kelurahan itu.
Ia mengatakan Kebun Raya Gunung Tidar berpotensi besar untuk mengembangkan perekonomian masyarakat di mana setiap tahun, angka kunjungan terus meningkat. Pada kesempatan itu, Sigit tidak menyebut angka kunjungan wisata di objek tersebut.
Pemkot Magelang senantiasa memberikan sentuhan pembangunan agar Kebun Raya Gunung Tidar semakin populer sebagai destinasi wisata religi andalan di Jawa Tengah.
"Sudah kita buka semuanya, termasuk destinasi wisata Gunung Tidar, meskipun ada sedikit pembatasan. Harapannya, geliat ekonomi rakyat tetap berjalan. Asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan," kata dia.
Ia menjelaskan tentang alasan Pemkot Magelang memberikan pembatasan jam operasional Gunung Tidar, yakni dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19, terlebih Magersari sempat menjadi kawasan episentrum penularan virus pada awal pandemi.
"Kita menggagas penutupan pariwisata di awal-awal itu. Tapi sekarang mulai dilonggarkan agar perekonomian masyarakat tidak terlalu terpuruk. Karena kan tidak sedikit masyarakat sini yang bergerak menjadi pengusaha UMKM, sehingga faktor ekonominya terpengaruh oleh Gunung Tidar ini," ujarnya.
Ia juga menjelaskan tentang Program "Mlaku-Mlaku Tilik Kampung" yang selain untuk silaturahim dengan warga, juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan di tengah pandemi.
"Program 'Mlaku-Mlaku Tilik Kampung' ini untuk memberikan edukasi sekaligus penguatan Satgas Jogo Tonggo di semua RW, termasuk Magersari ini. Kita juga bantu 'face shiled' (pelindung wajah), 'thermo gun' (pengukur suhu tubuh), dan 'sprayer' (penyemprot disinfektan) untuk tiap-tiap RW, dalam rangka meningkatkan edukasi penerapan protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: UNICEF: Tidak ada responden jawab cuci tangan pakai sabun dalam survei